Waduh, Ini Ambisi China untuk Menjadi Nomor Satu di Dunia yang Menuai Berbagai Kritikan

- 8 Februari 2021, 17:53 WIB
Ilustrasi pegunungan himalaya dan bendungan.
Ilustrasi pegunungan himalaya dan bendungan. /Foto: Pixabay/AshishVermaPhotography/HOErwin56/

Sungai Yarlung Tsangpo sangat sakral bagi rakyat Tibet karena dianggap merepresentasikan tubuh Dorje Phagmo, salah satu inkarnasi tertinggi dalam budaya Tibet.

Baca Juga: Pemerintah Berlakukan Lagi PPKM Mikro Mulai 9-22 Februari 2021, Begini Aturan dan Penjelasannya

Baca Juga: Selamat, Kesha Ratuliu dan Adhi Permana Resmi Menikah, Intip Sosok Sang Suami yang Menjadi Sorotan

Kepala Lingkungan dan Pembangunan dari Institut Kebijakan Tibet, Tempa Gyaltsen Zamlha mengatakan penghormatan seperti ini sudah berkembang sejak berabad-abad lalu.

Namun, semua berubah setelah Republik Rakyat China (RRC) yang dikendalikan Partai Komunis China (PKC) mengambil alih wilayah Tibet pada 1950.

"Kita tak punya bendungan satu pun sebelum dicaplok China, bukan karena kita tidak bisa membangunnya, tetapi karena kami sangat menghargai sifat alamiah sungai itu sendiri," tuturnya.

Baca Juga: Siap Siaga Bencana Banjir Dinsos Kota Tangerang Siapkan Bantuan Logistik dan Tim Piket Untuk Memantau Wilayah

"China akan melakukan apapun yang menguntungkan pertumbuhan mereka dan ini sangat membuat frustasi karena rakyat Tibet tidak dilibatkan," ujar Zamlha.

Sungai Yarlung Tsangpo merupakan sungai tertinggi di dunia. Hulunya bermuara dari gletser di barat Tibet, sekitar 5.000 meter di atas permukaan laut.

Sungai ini kemudian terjun ke ketinggian 2.700 meter, melalui apa yang disebut sebagai Ngarai Besar Yarlung Tsangpo, dua kali lebih dalam daripada Grand Canyon di Amerika Serikat.

Halaman:

Editor: Muhammad Hafid


Tags

Terkait

Terkini