Tweet Bela Penindasan Uyghur, Akun Twitter Kedutaan Besar China Ditangguhkan

- 21 Januari 2021, 15:20 WIB
Beberapa Tweet terakhir akun kedutaan besar China untuk Amerika  Serikat @ChineseEmbinUS di tanggal 9 Januari 2021.
Beberapa Tweet terakhir akun kedutaan besar China untuk Amerika Serikat @ChineseEmbinUS di tanggal 9 Januari 2021. /Foto: Twitter/@ChineseEmbinUS/

Baca Juga: Kasus Korupsi Izin Ekspor Benih Lobster Belum Selesai, KPK Periksa Edhy Prabowo Hari Ini

Baca Juga: Sebut FPI Lebih Disukai Daripada NU-Muhammadiyah, PDIP: Pernyataan Pandji Harus Dibantah

Ini adalah satu dari serangkaian langkah yang ditempuh Twitter di beberapa minggu terakhir dalam menegakkan kebijakannya. Penangguhan akun kedutaan besar China dilaksanakan tak lama setelah mereka menangguhkan secara permanen akun Donald Trump karena pelanggaran serupa, karena beresiko merusak upaya memperbaiki hubungan Amerika dan China di bawah Presiden Joe Biden.

Pada hari Selasa 19 Januari 2020 sekretaris negara Amerika Serikat Mike Pompeo mengatakan bahwa perlakuan China terhadap suku minoritas Uyghur adalah Genosida, label yang juga disetujui oleh penerusnya Antony Blinken dalam sidang konfrimasinya minggu ini.

China telah bersikukuh bahwa mereka sedang melawan separatisme dan ekstrimisme di daerah itu, yang menurut Persatuan Bangsa-bangsa terdapat kemungkinan sebanyak kurang lebih 1 juta warga Uyghur ditahan di kamp-kamp konsentrasi.

Baca Juga: Sebut FPI Lebih Disukai Daripada NU-Muhammadiyah, PDIP: Pernyataan Pandji Harus Dibantah

Baca Juga: Polisi Pastikan Tanda SOS di Google Map Oknum Iseng

Keputusan menangguhkan akun tersebut juga menambah kerumitan dalam hubungan antara perusahaan teknologi Amerika Serikat dan China. Platform sosial besar seperti Twitter, Facebook, Google dan Youtube dilarang di China, yang memiliki kontrol internet paling ketat di dunia.

Kedutaan besar China di Amerika Serikat membuat akun Twitternya pada tahun 2019 di tengah panasnya perbincangan perdagangan antara kedua negara. Sementara itu semakin banyak pejabat China mulai menggunakan platform itu untuk secara habis-habisan membela Beijing.

Upaya membela citra negara China di Twitter oleh para pejabat ini dikenal sebagai diplomasi "Wolf Warrior." Para pejabat dan media milik negara China telah menggunakan Twitter untuk menuduh Amerika atas kemunafikannya, terutama setelah terjadinya kerusuhan di gedung Capitol.

Halaman:

Editor: Ihya R. Azzam


Tags

Terkait

Terkini

x