Presiden Baru AS Didesak Benjamin Netanyahu Perkuat Aliansi AS-Israel

- 21 Januari 2021, 08:00 WIB
Benjamin Netanyahu dan Joe Biden.
Benjamin Netanyahu dan Joe Biden. /Foto: Times of Israel/

 

SEPUTARTANGSEL.COM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Rabu mendesak Presiden baru Amerika Serikat Joe Biden untuk memperkuat aliansi lama kedua negara itu.

Sebagian untuk menghadapi ancaman yang ditimbulkan Iran.

"Saya berharap dapat bekerja sama dengan Anda untuk lebih memperkuat aliansi Amerika Serikat-Israel, terus memperluas perdamaian antara Israel dan dunia Arab dan untuk menghadapi tantangan bersama, terutama ancaman yang ditimbulkan Iran," kata Benjamin Netanyahu.

Baca Juga: Berakhir Sudah, Trump Akhirnya Tinggalkan Gedung Putih!

Baca Juga: Derita Warga Palestina di Tanah Sendiri, Ditindas Pemukim Liar Israel

Pemimpin Israel itu berbicara dalam sebuah video yang memberi ucapan selamat kepada Joe Biden beberapa saat setelah dia dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat, menggantikan Donald Trump.

Sementara Juru Bicara Hamas Fawzi Barhoum menyebutkan bahwa Joe Biden harus memperbaiki jalur sejarah yang salah dari kebijakan Amerika Serikat yang menindas rakyat Palestina.

Kepresidenan Palestina mengecam Benjamin Netanyahu karena pada hari Minggu mengumumkan bahwa Israel menyetujui 780 rumah pemukim baru di Tepi Barat yang diduduki menjelang pemilihan umum pada bulan Maret.

Baca Juga: Kritik Raja Thailand di Facebook, Nenek Ini Dibui 43 Tahun Penjara

Baca Juga: Dubes Iran Sebut Normalisasi dengan Israel Dorong Pendudukan atas Palestina

Semua permukiman Yahudi di Tepi Barat dianggap ilegal oleh banyak komunitas internasional.

Tetapi pemerintahan Donald Trump yang melanggar kebijakan Amerika Serikat selama puluhan tahun menyatakan pada akhir 2019 bahwa Washington tidak lagi menganggap permukiman sebagai pelanggaran hukum internasional.

"Netanyahu menyambut Biden dengan permukiman," kata Nabil Abu Rudeina, juru bicara presiden Palestina Mahmud Abbas pada hari Rabu.

Baca Juga: Koki Mesir Ditangkap Gara-gara Bikin Dekorasi Kue Berbentuk Kelamin

Baca Juga: Di Gaza Palestina, Natal Dibatalkan Akibat Virus Corona dan Pendudukan

“Tujuan satu-satunya adalah untuk menghancurkan solusi dua negara.”

Di bawah Donald Trump, Amerika Serikat juga mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel yang tidak terbagi dan memindahkan kedutaannya ke sana sehingga memicu kemarahan Palestina.

“Kami berharap kehadiran Biden menjadi kesempatan untuk menerapkan hukum internasional dan menyelesaikan konflik, mendirikan negara Palestina merdeka dan mengakhiri penderitaan rakyat Palestina,” kata Jibril Rajub, pejabat senior Fatah.

Baca Juga: Puting Beliung di Wonogiri, Jawa Tengah Bikin Geger Warga

Baca Juga: Pejabat Iran Kecam Hubungan Maroko - Israel dan Menyebutnya Menusuk Palestina dari Belakang

Pemerintahan Donald Trump juga menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran 2015 dan memberlakukan sanksi baru yang keras pada negara itu yang merupakan musuh bebuyutan Israel. Seperti dilansir Seputartangsel.com dari laporan Al Arabiya dan AFP pada Rabu, 20 Januari 2021.

Israel menyambut baik langkah tersebut dan mendorong Eropa untuk mengikutinya.

Tetapi calon Biden untuk Menteri Luar Negeri, Antony Blinken, mengatakan pada Selasa bahwa pemerintahan yang akan datang siap untuk kembali ke kesepakatan selama Iran menghormati komitmennya.

Baca Juga: Moeldoko Ungkap Alasan Jokowi Pilih Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai Calon Kapolri, Ini Detailnya

Baca Juga: Situs Kristen Hendak Dirusak Warga Israel, Presiden Palestina Mengecam Tersangka Sebagai Teroris

Israel juga telah mencapai serangkaian perjanjian normalisasi dengan tetangga Arabnya di bawah pemerintahan Donald Trump.

Editor: Ignatius Dwiana


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x