Ratusan Anak di Amerika Jatuh Sakit Terkena Covid-19, Apa Penyebabnya?

- 21 Januari 2021, 08:33 WIB
 Ilustrasi ruang perawatan. Ratusan anak dirawat inap setiap bulannya di Arizona, sakit karena terpapar Covid-19.
Ilustrasi ruang perawatan. Ratusan anak dirawat inap setiap bulannya di Arizona, sakit karena terpapar Covid-19. /Foto: Pixabay/1662222/

SEPUTARTANGSEL.COM - Ratusan anak yang terjangkit Covid-19 di Amerika Serikat dibawa ke rumah sakit tiap bulannya, dan angkanya terus bertambah sejak bulan Desember lalu.

Para orang tua diajak untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab soal kesehatan buah hati mereka.

Demikian diungkapkan Becky Armendariz, spesialis hubungan masyarakat organisasi nonprofit Banner Health pada utas Twitternya.

Baca Juga: Pedagang Daging Mogok Jualan, Pemda DKI Siapkan Operasi Pasar Daging Beku

Baca Juga: Presiden Baru AS Didesak Benjamin Netanyahu Perkuat Aliansi AS-Israel

"Para orang tua, tolong buat pilihan yang baik dalam menjaga anak-anak dan komunitas agar tetap aman," kata Armendariz, sembari menyebut setiap bulan adanya ratusan anak terjangkit Covid-19 di Arizona dilarikan ke rumah sakit.

Ia tidak memberitahukan secara detil seberapa parah sakit yang dialami anak-anak itu, namun ia mengajak para orang tua untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab soal kesehatan buah hati mereka.

Armendariz bercerita melalui serangkaian cuitannya, melalui jendela ia melihat ada sebuah turnamen sepak bola anak.

Baca Juga: Waw, Listyo Sigit Prabowo Didampingi oleh Seniornya Angkatan 87,88 hingga 91 Saat Uji Kelayakan

Baca Juga: Puting Beliung di Wonogiri, Jawa Tengah Bikin Geger Warga

Di pertandingan itu, ia melihat anak-anak dan wasit tidak mengenakan masker, sedangkan masker para orang tua berada di bawah dagunya, sambil mengobrol dan bersorak-sorai dalam jarak yang dekat satu sama lain.

Ia membagikan data dari Jama Network yang menampilkan data pediatrik terkait Covid-19 di Arizona yang sedang mengalami kenaikan.

Jama Network melihat kenaikan jumlah anak-anak yang didiagnosa dengan Covid-19 di 22 negara bagian, termasuk Arizona.

Baca Juga: Lirik Lagu Rhapsody Indonesia dari Album Vaksin Slank: Indonesia Jaya, Nusantara Raya

Baca Juga: Moeldoko Ungkap Alasan Jokowi Pilih Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai Calon Kapolri, Ini Detailnya

"Di awal penelitian, rata-rata jumlah rawat inap per 100.000 anak yang sebelumnya di kisaran 2.0 naik menjadi 17.2 di akhir penelitian," kata studi tersebut.

Di akhir penelitian, Arizona terdaftar sebagai salah satu tempat anak terpapar Covid-19 terparah.

"Hawaii dan New Hampshire menjadi yang terendah di 4.3 dan 3.4 per 100.000 anak, South Dakota dan Arizona menjadi yang tertinggi pada 33.7 dan 32.8 per 100.000 anak," ungkap studi tersebut.

Baca Juga: Hari Ini Polisi Akan Umumkan Hasil Gelar Perkara Dugaan Pelanggaran Prokes Raffi Ahmad

Baca Juga: PSSI Putuskan Liga 1 2020 Dibatalkan, Tim Peserta Tatap Kompetisi Baru di 2021

Dikutip Seputartangsel.com dari Fox 10 Phoenix, 20 Januari 2021, penelitian ini berdasarkan pada angka jumlah kasus di antara 15 Mei 2020 dan 15 November 2020.

Maria Espinoza mengatakan bayinya yang baru lahir dirawat inap selama beberapa hari setelah terpapar Covid-19. Dan kata para dokter, sayangnya kasus anak yang lebih parah semakin umum ditemukan.

"Hatiku hancur. Aku menangis setiap hari," kata Espinoza seiring dengan anaknya yang baru berumur 27 hari menangis dan tidak bisa tidur karena mengalami demam tinggi.

Baca Juga: Waduh, 'Lilin Vagina' Aktris Iron Man Gwyneth Paltrow Meledak di Rumah Pelanggan

Baca Juga: Murka! Ini yang Dilakukan Isa Bajaj Terhadap Pelaku Pelecehan Istrinya

"Aku membawanya ke dua rumah sakit yang berbeda. Rumah sakit pertama memberitahuku bahwa ia hanya mengalami sembelit. Mereka bilang, 'jangan khawatir, bawa ia pulang'," katanya.

Akan tetapi situasinya semakin memburuk. Di tengah malam, ia melarikan bayinya ke rumah sakit.

"Perasaan saya sebagai seorang ibu mengatakan, 'tidak, pasti ada sesuatu yang salah pada bayi saya,'" tuturnya. Setelah diperiksa lebih lanjut, diketahui bahwa bayinya telah terpapar virus.

Baca Juga: Korban Gempa Sulbar Diminta Kosongkan Tenda Sambut Kedatangan Jokowi, Pengungsi Trauma

Baca Juga: Acara Raffi Ahmad-Ahok Disebut Tak Melanggar Prokes, GP Ansor: Apakah Raffi, Ahok Manusia Istimewa?

Dokter keluarga Dr. Andrew Carroll mengatakan meningkatnya jumlah anak yang dinyatakan positif sangat siginfikan.

"Aku tahu dari berbagai laporan dari teman-temanku di bagian pediatrik kalau mereka mulai melihat rumah sakit mereka kewalahan dengan anak-anak yang terpapar virus," katanya.

Ia meyakini salah satu sebab kenaikan rawat inap anak yang drastis ini karena semakin banyak sekolah kembali membuka belajar tatap muka dan melanjutkan olahraga.

Baca Juga: Peringatan Dini Bagi Warga Jakbar hingga Jaktim Terkait Cuaca Pada Sore hingga Jelang Dini Hari

Baca Juga: Warga Baduy Selamatan Kampung Untuk Cegah Malapetaka dan Covid-19

Salah satu sebab lainnya, katanya, adalah varian virus baru dari Inggris dan Afrika yang menyebar semakin cepat di antara anak-anak.

"Ketika ada varian virus yang sangat menular jumlahnya naik sebanyak 50 persen, orang-orang yang mengira kalau mereka tidak akan sakit, sekarang akan segera sakit," jelasnya.

Bagi Espinoza, ia mengatakan ia mengetahui persis bagaimana bayinya terpapar Covid-19. Pada hari Natal, seorang kerabat yang telah melakukan tes tanpa memberitahu siapapun datang berkunjung ke rumahnya.

Baca Juga: Di Aceh, Pertambangan Rakyat Akan Dilegalkan

Baca Juga: Berakhir Sudah, Trump Akhirnya Tinggalkan Gedung Putih!

Mereka kemudian tahu bahwa ternyata kerabatnya itu dinyatakan positif. Saat ini ia memperingatkan kepada yang lainnya, khususnya kepada para orang tua, untuk menanggapi virus ini dengan serius.

"Jika kamu merasa terpapar Covid-19, menetaplah di rumah, karantina dirimu. Karena anakku bisa saja mati hanya karena satu orang yang datang untuk berkunjung," ujarnya.***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

x