Menegangkan, Militer Myanmar Telah 'Memakan' 520 Korban, AS Perintahkan Para Diplomat Pulang Kampung

31 Maret 2021, 11:40 WIB
Unjuk rasa di Myanmar pasca kudeta mIliter meluas dan menyebabkan kekerasan yang mencekam. /Foto: REUTERS/Stringer/


SEPUTARTANGSEL.COM - Pembantaian di Myanmar oleh junta militer terhadap demonstran dan masyarakat sipil kian mengganas.

Ratusan orang telah menjadi korban ke ganasan militer Myanmar yang dipimpin oleh Jenderal Min Aung Hlaing sebagai pelaku kudeta terhadap kepemimpinan Aung San Suu Kyi.

Kekacauan yang terjadi dan situasi yang kian buruk, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) langsung perintahkan semua diplomat dan keluarga yang tidak penting dari Myanmar untuk pulang.

Baca Juga: Geram dengan Sikap Moeldoko, Andi Arief Sebut Begini

Baca Juga: Moeldoko Sebut, Ia Tidak Pernah Mengemis Pangkat dan Jabatan

Hal itu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan menimpa pada penduduk AS yang ada di Myanmar.

Pasalnya, protes dan aksi demonstran dari para kelompok antikudeta akan terus berlanjut.

"Militer Burma (julukan Myanmar) telah menahan dan menggulingkan pejabat pemerintah terpilih. Protes dan demonstrasi menentang kekuasaan militer telah terjadi dan diperkirakan akan terus berlanjut," kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari AFP, Rabu, 31 Maret 2021.

Baca Juga: Bikin Terenyuh, Ban Kapten Yang Dibuang Ronaldo Ternyata Bisa Biayai Perawatan Bayi

Baca Juga: Politisi Partai Demokrat Rachland Nashidik 'Sentil' Moeldoko: Saya Lebih Suka Membegal, Mengambil Alih Paksa

Pada pertengahan Februari 2021, Departemen Luar Negeri mengesahkan keberangkatan sukarela pegawai pemerintah AS non-darurat dan anggota keluarga.

Namun, departemen memperbarui status itu menjadi pemulangan dari Myanmar.

Sejak kudeta 1 Februari dan menangkap Aung San Suu Kyi, korban tewas dari tindakan keras militer kini telah melampaui 520 orang.

Baca Juga: Selandia Baru Sahkan Cuti Berkabung Bagi Yang Keguguran

"Departemen Luar Negeri membuat keputusan untuk mengesahkan perintah keberangkatan dari Burma karena keselamatan dan keamanan personel pemerintah AS dan tanggungan mereka, serta warga negara AS adalah prioritas tertinggi departemen," kata seorang juru bicara Deplu AS.

Pemulangan diplomat AS dan keluarganya akan ditinjau secara bertahap dalam 30 hari.

AS, Inggris, dan Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi sebagai tanggapan atas kudeta dan tindakan keras terhadap demonstran pro-demokrasi.***(Pikiran Rakyat /Julkifli Sinuhaji)

Artikel ini telah tayang di Pikiran Rakyat dengan judul: Darurat, AS Perintahkan Para Diplomat dan Keluarga Tinggalkan Myanmar

Editor: Muhammad Hafid

Tags

Terkini

Terpopuler