Lebih dari 300 Orang Terbunuh dalam Kudeta Myanmar, Negara-negara Barat Kutuk Sikap Militer yang Lakukan Teror

- 26 Maret 2021, 20:38 WIB
 Para pengunjuk rasa melarikan diri selama aksi protes anti-kudeta di Hlaing Township di Yangon, Myanmar./
Para pengunjuk rasa melarikan diri selama aksi protes anti-kudeta di Hlaing Township di Yangon, Myanmar./ /Reuters/Stringer

SEPUTARTANGSEL.COM - Kudeta oleh Pasukan Militer Myanmar masih berlanjut. Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) melaporkan ada 34 data kematian baru pada hari Kamis, 25 Maret 2021 kemarin.

Dengan angka tersebut, maka jumlah korban tewas akibat kudeta yang dilakukan oleh Pasukan Militer Myanmar menjadi lebih dari 300 orang.

AAPP melaporkan bahwa kejahatan kemanusiaan dilakukan setiap hari di negara itu, sehingga jatuhnya korban tewas tak dapat dielakkan lagi.

Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Habib Riziq Jadi Umpan Pemerintah, Sebagai Buntut dari Niat Jokowi Mau 3 Periode?

Baca Juga: YLBHI Sebut Sejumlah Pasal UU ITE Menghambat Kebebasan Berpendapat

"Kejahatan terhadap kemanusiaan dilakukan setiap hari," kata perwakilan AAPP, dilansir Seputartangsel.com dari Al Jazeera pada hari Jumat, 26 Maret 2021.

Kudeta tersebut disoroti oleh dunia internasional. Akibatnya, negara-negara Barat termasuk Amerika Serikat (AS) mengecam tindakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di negara itu yang telah menewasan seorang anak perempuan berusia 7 tahun.

"Tindakan yang menjijikan dan brutal terhadap anak-anak ini, satu dari usia tujuh tahun yang ditembak dan dibunuh di rumahnya saat duduk di pangkuan ayahnya, lebih jauh menunjukkan sifat mengerikan dari serangan rezim militer Burma (Myanmar) terhadap rakyatnya sendiri dan sama sekali tidak menghiraukannya," kata Juru Bicara (Jubir) Departemen Luar Negeri, Ned Price.

Baca Juga: Innalillahi, Ade Londok 'Odading Mang Oleh' Sakit dan Kritis, Ibunda Minta Maaf Sambil Menangis

Halaman:

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum

Sumber: Al Jazeera


Tags

Terkait

Terkini

x