SEPUTARTANGSEL.COM – Facebook memblokir seluruh halaman yang terhubung dengan tentara Myanmar.
Gara-gara itu, tentara Myanmar pun menggunakan TikTok untuk mengancam pengunjuk rasa.
Aplikasi Tiktok termasuk yang paling banyak diunduh di Myanmar dalam sebulan terakhir.
Banyak kampanye dapat dilakukan di aplikasi milik perusahaan China ini.
Sebelumnya, platform media sosial Facebook telah dibatasi penggunaannya oleh Junta Myanmar.
Di awal kudeta Februari 2021, kampanye mengajak pemogokan massal di kalangan karyawan pemerintah dan swasta berkembang dari sini.
Kekerasan di Myanmar terus meningkat pasca ditahannya Aung San Suu Kyi 1 Februari 2021 dan pemerintahan diambil alih oleh militer.
Baca Juga: Berhasil Kode Redeem FF Free Fire Terbaru Hari Ini 5 Maret 2021, Segera Klaim Banyak Hadiah Menarik
Baca Juga: Jubir Wiku Adisasmito Pastikan Vaksin Covid-19 Indonesia Masih Efektif Melawan Virus Corona B117
Namun, sumber Reuters yang membuka beberapa akun Tiktok melihat adanya kebenaran penelitian kelompok hak digital untuk pengembangan ICT Myanmar (MIDO).
“Saya akan menembak di wajah sialan Anda. Dan saya menggunakan peluru sungguhan,” ujar seorang berseragam militer di video Tiktok dipantau Reuters, sambil mengarahkan senapan ke kamera dan berbicara kepada pengunjuk rasa.
“Saya akan berpatroli di seluruh kota malam ini dan saya akan menembak siapa pun yang saya lihat. Jika Anda ingin menjadi martir, saya akan memenuhi keinginan Anda,” ujar akun lain dalam video.
Baca Juga: Kemarin Laga Uji Coba Timnas U22 Dibatalkan, Menpora Pastikan Piala Menpora 2021 Tidak Ada Masalah
Baca Juga: Jokowi Serukan Benci Produk Asing, Roy Suryo Tantang Pejabat Ganti Mobil Dinas Mercedes ke Esemka
Pihak Reuters yang dilansir SeputarTangsel.Com belum dapat menghubungi orang yang berada dalam video.
MIDO menyebutkan, bahwa terdapat lebih dari 800 video pro militer yang beredar di TikTok. Jumlah tersebut terus mengalami peningkatan seiring dengan unjuk rasa berdarah, Rabu 3 Maret 2021 yang menewaskan sedikitnya 38 orang.
“Itu hanya puncak gunung es,” ujar Direktur Eksekutif Htaike Htaike Aung.
Baca Juga: Barcelona Balikkan Keadaan, Lolos ke Final Copa del Rey
Itu berarti sebenarnya ada lebih banyak lagi akun yang memperlihatkan kekerasan dan ancaman kepada pengunjuk rasa di Myanmar.
Tentara dan polisi Myanmar tidak berkomentar dengan penemuan MIDO.
“Kami memiliki Pedoman Komunitas yang jelas dan menyatakan kami tidak mengizinkan konten yang menghasut kekerasan dan informasi salah yang menyebabkan kerugian,” ujar perwakilan TikTok menanggapi video kekerasan Myanmar.
Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 13, Pastikan Hal Ini Agar Lolos
“Terkait dengan Myanmar, kami telah dan terus segera menghapus semua konten yang memicu kekerasan atau menyebarkan informasi yang salah, dan secara agresif memantau untuk menghapus konten apapun yang melanggar pedoman,” ujar perwakilan Tiktok menambahkan.
Facebook sendiri sejak tahun 2017 sudah membatasi segala sesuatu yang berasal dari Myanmar. Pada masa itu, keputusan diambil karena keterlibatan pemerintah Myanmar terhadap kekerasan terhadap kaum minoritas Rohingya. ***