Vaksinasi Covid-19 India Terbesar di Dunia, Politisi Bukan Prioritas

17 Januari 2021, 14:28 WIB
Pemerintah India meluncurkan kampanye vaksinasi kepada 300 juta orang dengan vaksin buatan dalam negeri. Program vaksinasi ini disebut para ahli akan menjadi yang terbesar di dunia. /Foto: Pixabay/torstensimon/

SEPUTARTANGSEL.COM - India telah memulai vaksinasi terhadap para petugas kesehatan di hari Sabtu, 16 Januari 2021.

Ini adalah bagian dari kampanye vaksinasi Covid-19 yang diyakini sebagai yang terbesar di dunia.

Meskipun India telah menjadi pembuat vaksin terbesar di dunia dan memiliki program imunisasi terbesar, pandemi ini menjadi tantangan baru bagi India.

Baca Juga: Innalillahi, 'Mak Lampir' Farida Pasha Meninggal Dunia, Ini Film Terakhir yang Dibintanginya

Baca Juga: Biden Akan Hapus Larangan Muslim Kunjungi AS di Hari Pertama Jadi Presiden

Pemerintah India berharap memberikan suntikan kepada sebanyak 300 juta jiwa warga. Jumlah ini kurang lebih sama dengan populasi Amerika Serikat dan beberapa kali lebih besar dari program yang ada sebelumnya, yang menargetkan 26 juta bayi.

Para penerima vaksin meliputi 30 juta dokter, perawat dan pekerja di lini depan, dan akan diikuti oleh 270 juta orang yang berusia 50 tahun ke atas atau memiliki penyakit yang beresiko terhadap Covid-19.

Bagi para pekerja yang telah bergantung pada sistem kesehatan India yang babak belur selama pandemi, program vaksinasi ini memberikan kepercayaan diri akan kembalinya hidup seperti normal.

Baca Juga: Innalillahi, 'Mak Lampir' Meninggal Dunia, Begini Detailnya

Baca Juga: Khofifah Unggah Buat Minuman Herbal. Dikomentari, Jangan Cuma Penyakitnya, Tapi Cari Solusinya

"Saya senang akan mendapatkan vaksin buatan India dan kita tidak harus begantung dengan yang lainnya untuk mendapatkannya," kata Gita Devi, perawat yang menjadi salah satu penerima suntikan vaksin.

Devi telah merawat banyak pasien selama pandemi di sebuah rumah sakit di kota Lucknow, ibukota negara bagian Uttar Pradesh di tengah India.

Dosis pertama diberikan kepada seorang petugas kebersihan di All Indian Institute of Medical Science di ibukota negara, New Delhi, setelah perdana menteri Narendra Modi memulai kampanye vaksinasi dengan pidato yang disiarkan melalui televisi.

Baca Juga: Longsor Cihanjuang, Sumedang, 3 Korban Meninggal Ditemukan

Baca Juga: Selain Kalsel dan Sulbar, Manado Juga Diterpa Bencana Banjir dan Tanah Longsor: 6 Orang Tewas

"Kita meluncurkan dorongan vaksinasi terbesar di dunia dan ini menunjukkan kepada dunia kemampuan kita," kata Modi.

Dikutip Seputartangsel.com dari Associated Press News, Pemerintah Modi telah mengatakan para politisi tidak akan diangap sebagai kelompok prioritas di dalam fase pertama vaksinasi.

Modi memohon warga  agar tetap berjaga-jaga dan tidak mempercayai rumor apapun mengenai keamanan vaksin tersebut.

Baca Juga: Rumah Sakit Rujukan dan Puskesmas Khusus Covid-19 di Tangsel, Ini Daftarnya

Baca Juga: Mbak You Akhirnya Dilaporkan ke Polisi karena Ramalkan Jokowi Lengser, Pengacara: Ini Perkara Serius

Belum jelas apakah perdana menteri yang berusia 70 tahun ini telah menerima suntikan vaksin itu sendiri, sebagaimana banyak pemimpin negara lainnya telah disuntik sebagai upaya mendemonstrasikan keamanan penyuntikannya.

Para petugas kesehatan belum menjelaskan seberapa banyak persentase populasi India yang mencapai 1.4 miliar jiwa yang akan ditargetkan di kampanye ini. Namun para ahli mengatakan ni akan menjadi yang terbesar secara global.

Di hari Sabtu, 16 Januari 2021 sendiri sebanyak 165.714 orang telah disuntik, menurut pejabat kementerian kesehatan Dr. Manohar Agnani.

Baca Juga: Waspada Aktivitas Gunung Semeru, PVMBG Keluarkan Status Ini

Baca Juga: Merapi Siaga, 20 Kali Keluarkan Guguran Lava Pijar, Luncuran Hingga 1 Kilometer

Kementerian telah mengatakan bahwa mereka bertujuan menyuntik 100 orang di setiap 3.006 pusat vaksinasi di seluruh penjuru negara.

India pada 4 Januari 2021 mengizinkan penggunaan darurat dua vaksin, satu dibuat oleh Oxford University dan produsen obat-obat Inggris AstraZeneca, dan lainnya oleh perusahaan India Bharat Biotech.

Pesawat-pesawat kargo menerbangkan sekitar 16.5 juta suntikan ke berbagai kota India minggu lalu. Namun muncul keraguan akan efektivitas vaksin yang dibuat di dalam negeri, yang menjadikan hambatan pada rencana yang ambisius ini.

Baca Juga: Cek Rumah Sakit dengan Sistem Gawat Darurat Terpadu di Jabodetabek, Ini Daftarnya

Baca Juga: Hingga 16 Januari, Sebanyak 56 Korban Meninggal Dunia di Gempa Mamuju dan Majene

Para ahli kesehatan khawatir izin yang diberikan pemerintah kepada vaksin buatan Bharat Biotech dapat memperbesar keenganan warga untuk melakukan vaksinasi.

Pasalnya, Bharat Biotech tidak memberikan data seberapa efektif vaksin tersebut.

Satu petugas kesehatan telah menolak penggunaan vaksin buatan Bharat Biotech.

"Dengan tergesa-gesa, pemerintah mengambil keputusan yang bisa jadi bukan yang terbaik untuk warga biasa," kata Dr. S.P. Kalantri, direktur rumah sakit pedesaan di Maharashtra, negara bagian yang terdampak Covid-19 terparah.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Kata Ribka, Jokowi Tak Divaksin Pakai Sinovac Hingga Kabar Mengejutkan Soal BPUM

Baca Juga: Pemerintah Buka Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 12 pada 2021 untuk Kelompok Ini, Cek Daftarnya

Kalantri mengatakan perizinan regulasi dilakukan dengan gegabah dan tidak didukung dengan sains.

Di New Delhi, para dokter di Ram Manohar Lohia Hospital, salah satu rumah sakit terbesar di kota, menuntut pemberian vaksin buatan AstraZeneca daripada buatan Bharat Biotech.

Asosiasi dokter di rumah sakit itu mengatakan banyak anggotanya "sedikit khawatir akan tidak adanya percobaan" pada vaksin dalam negeri itu.

Baca Juga: Kemnaker Bocorkan Jadwal Pencairan BSU Rp2,4 Juta pada 2021, Simak Penjelasannya

Baca Juga: Cek Fakta: Habib Rizieq Ditendang Oleh Polisi saat Memasuki Mobil Tahanan

"Saat ini, kita tidak punya opsi untuk memilih di antara vaksin-vaksin itu," kata Dr. Nirmalaya Mohapatra, wakil presiden asosiasi dokter residen rumah sakit tersebut.

Sedangkan kementerian kesehatan telah menentang kritik mengenai vaksin. Mereka berkata bahwa vaksin-vaksin itu aman dan para petugas kesehatan tidak akan bisa memutuskan vaksin apa yang akan mereka dapat.***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler