Di Tengah Pandemi, Seperti Apa Perayaan Pergantian Tahun Di Pelbagai Negara?

1 Januari 2021, 20:30 WIB
Ilustrasi pergantian tahun. /Sumber: Pixabay / Tumisu/

SEPUTARTANGSEL.COM – Perayaan pergantian tahun kali ini dirayakan tidak seperti biasa di sebagian besar dunia.

Banyak yang mengucapkan selamat tinggal pada tahun yang ingin mereka lupakan.

Dari Pasifik Selatan hingga kota New York, pembatasan pandemi pada kerumunan di ruang terbuka membuat orang-orang beralih ke pertunjukan kembang api yang dibuat untuk TV atau mengemasnya lebih awal karena mereka tidak dapat merayakan pergantian akhir tahun 2020 di keramaian.

Baca Juga: Siapkan Ini Untuk Gebetan: 21 Kalimat Ucapan Tahun Baru yang Bikin Berbunga-bunga

Baca Juga: Mengingat Kembali Sepak Terjang FPI, Kapolda Metro Jaya Pernah Bilang Begini

Saat tengah malam bergulir dari Asia ke Timur Tengah, Eropa, Afrika, dan Amerika, pengalaman Tahun Baru mencerminkan tanggapan nasional terhadap virus itu sendiri.

Dilansir Seputartangsel.com dari laporan Associated Press pada Jumat, 1 Januari 2021, beberapa negara dan kota membatalkan atau mengurangi perayaan pergantian tahun sementara yang lain tanpa wabah aktif terus melanjutkan perayaan pergantian tahun seperti biasa.

Australia termasuk yang pertama berayun ke 2021. Dalam beberapa tahun terakhir, satu juta orang memadati pelabuhan Sydney untuk menonton kembang api. Kali ini, sebagian besar ditonton di televisi karena pihak berwenang mendesak penduduk tetap tinggal di rumah untuk melihat tujuh menit kembang api yang menerangi Jembatan Pelabuhan Sydney dan sekitarnya.

Baca Juga: Tahun Baru Dijamin Gak Akan Bete dengan Sajian Konser Musik Keren Berikut Ini

Baca Juga: Mengingat Sejarah FPI, Didirikan di Ciputat Berakhir di Kemenkopolhukam

Di Times Square New York, polisi memagari situs yang identik dengan malam tahun baru untuk mencegah kerumunan orang dalam jumlah berapa pun berkumpul.

Dubai di Uni Emirat Arab merupakan tempat lain yang paling populer di dunia pada 31 Desember. Mereka tetap melanjutkan perayaan pergantian tahun meskipun ada lonjakan infeksi. Gambar petugas kesehatan bermasker menerangi menara tertinggi di dunia, Burj Khalifa, sebelum kembang api meledak di langit di atas gedung. Puluhan ribu orang membanjiri jalan-jalan dan alun-alun yang ditandai untuk menjaga jarak dengan sebagian besar mengabaikannya.

Tetap saja, pandemi merampas semangat malam yang merenggut nyawa. Pihak berwenang menerapkan serangkaian tindakan anti virus untuk mengendalikan keramaian di pusat kota Dubai. Di bar dan restoran mewah, musik menyala keras dan orang-orang minum tetapi menari dilarang keras.

Baca Juga: Jokowi: Tahun 2020 Dihadapkan Krisis Berat, Kita Harus Mampu Menghentikan Covid-19

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 Terus Bertambah, Pusat Perbelanjaan di Jakarta Buka Hanya Sampai Jam Segini

Warga Afrika Selatan didesak untuk membatalkan pesta dan menyalakan lilin untuk menghormati petugas kesehatan dan orang yang meninggal dalam pandemi Covid-19.

Di banyak negara Eropa, pihak berwenang memperingatkan larangan perayaan pergantian tahun yang melanggar aturan kesehatan masyarakat, termasuk jam malam malam di Prancis, Italia, Turki, Latvia, Ceko, dan Yunani.

“Tidak ada yang akan turun ke jalan setelah jam 10 malam… akan menjadi kota mati untuk memastikan tidak ada lagi pembatasan yang diberlakukan," kata Menteri Ketertiban Umum Yunani Michalis Chrisohoidis.

Baca Juga: Perayaan Tahun Baru, dari Pesta, Konvoi hingga Reuni Dilarang

Baca Juga: Resmi Dibubarkan Pemerintah, Ketua FPI: Biar Masyarakat dan Umat yang Menilai

Pemerintah Prancis membanjiri jalan-jalan dengan 100 ribu petugas penegak hukum untuk memberlakukan jam malam nasional.

Beberapa keluarga berkumpul di alun-alun Puerta de Sol yang cerah di Madrid untuk mendengarkan pengulangan dentang lonceng tradisional yang diadakan pada tengah malam. Mereka mengikuti kebiasaan Spanyol makan 12 buah anggur untuk setiap dentang lonceng sebelum polisi membersihkan daerah yang biasanya menampung ribuan orang yang hadir dalam perayaan pergantian tahun.

“Selesai, hidup terus berjalan. Terlepas dari apa yang terjadi, kami harus merayakannya, ”kata Cesar Pulido, 32 tahun, yang merayakan di Madrid. "Kami harus makan 12 buah anggur untuk meminta 12 permintaan seperti kesehatan, kasih, uang, segalanya dan getaran yang baik."

Baca Juga: Gegara Meliput Virus Corona di Wuhan, Jurnalis Dihukum

Baca Juga: Bantuan Tunai Kemendikbud Rp1 Juta untuk Pelajar dan Mahasiswa: Tak Usah Daftar, Begini Cara Ceknya

Saat jam menunjukkan pukul tengah malam, kembang api meletus di atas Lapangan Merah Moskow dan Akropolis di Athena. Tetapi letusan itu menggema di jalan-jalan yang sebagian besar kosong karena orang-orang mematuhi perintah untuk tetap di rumah.

Dari Berlin ke Brussel, perayaan yang biasanya ramai dibisukan oleh pandemi.

Bahkan pemerintah Inggris yang ingin merayakan pemisahan definitif Inggris dari Uni Eropa memasang iklan yang meminta warga untuk menyaksikan perayaan pergantian tahun dengan aman di rumah di tengah sejumlah rekor kasus yang baru dikonfirmasi.

Baca Juga: WHO Sebut Ancaman Covid-19 Akan Terus Berlanjut Meskipun Ada Vaksin

Baca Juga: Kisah Perjuangan Konselor Edukator Di Wilayah Sulit

Pertunjukan kembang api tahunan malam tahun baru London dibatalkan. Tetapi pertunjukan tanpa pemberitahuan disiarkan sebelum tengah malam dengan penghormatan kepada petugas kesehatan, sebuah rujukan ke gerakan ‘Black Lives Matter’, dan suara yang mengatakan ‘kamu menyetel diam’ yang mengacu pada momok rapat kerja virtual.

Di Skotlandia, penduduk biasanya menandai tahun baru dengan perayaan dan pijakan pertama. Pijakan pertama adalah tamu pertama yang datang ke rumah dengan membawa hadiah setelah tahun berganti. Tradisi Skotlandia itu termasuk di antara daftar kegiatan yang diperingatkan pemerintah.

“Tidak ada kerumunan, tidak ada perayaan di rumah, tidak ada pijakan pertama. Sebaliknya, kita harus membawa tahun 2021 di rumah kita sendiri hanya dengan penghuni rumah kita sendiri,” kata Menteri Utama Skotlandia Nicola Sturgeon.

Baca Juga: 12 Pelanggaran HAM Berat Masih Stagnan

Baca Juga: Pasar Vaksin di Dark Web dan Penipuan Pandemi Lainnya

Banyak orang di seluruh dunia memandang ke tahun 2021 dengan harapan. Sebagian karena kedatangan vaksin yang menawarkan peluang untuk mengatasi pandemi.

“Meskipun ini adalah tahun yang sangat sulit, tahun dengan banyak kerugian, saya bersyukur karena aman, mengikuti aturan, melakukan bagian saya,” kata Marilia Rafael, 33 tahun, yang merayakannya di Portugal, “dan memohon agar tahun depan lebih baik bagi kita semua, semoga tahun ini menjadi tahun harapan, kedamaian, dan kasih.”

Lebih dari 1,8 juta kematian di seluruh dunia telah dikaitkan dengan virus corona sejak awal pandemi.

Baca Juga: Kasus Virus Corona Global Lampaui 80 Juta

Baca Juga: Waduh! Covid-19 Ganggu Keperkasaan Laki-laki, Ini Kata Dokter

Beberapa pemimpin, seperti Kanselir Jerman Angela Merkel, menggunakan pidato Tahun Baru mereka untuk berterima kasih kepada warga karena telah menanggung kesulitan selama karantina dan mengkritik mereka yang melanggar aturan. Yang lainnya, seperti Presiden Italia Sergio Mattarella, mengibarkan bendera untuk sains dan mendesak warga untuk membuang ketakutan diimunisasi melawan Covid-19.

“Menghadapi penyakit sangat menular yang menyebabkan begitu banyak kematian, kesehatan seseorang perlu dilindungi dan kesehatan orang lain harus dilindungi. Anggota keluarga, teman-teman, para kolega,” kata Sergio Mattarella, 79 tahun.

Di Rio de Janeiro Brasil, pesta kembang api dan perayaan resmi juga dibatalkan untuk membatasi penyebaran cepat virus. Polisi bersiap menghadapi malam yang panjang.

Baca Juga: Setelah Inggris - Singapura, Kini Prancis Melaporkan Kasus Positif Pertama Virus Corona Jenis Baru

Baca Juga: Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo Berharap Penyintas Covid-19 Donorkan Plasma Darah

Pejabat Rio memutuskan untuk menutup Copacabana, di mana jutaan orang berpakaian putih biasanya berkumpul di pantai untuk menikmati kembang api dan menghadiri konser besar. Tahun ini antara jam 8 malam dan pukul 6 pagi pada 1 Januari, hanya penduduk lokal yang dapat memasuki pantai ikon kota itu, kata pihak berwenang.

Di Korea Selatan, pemerintah kota Seoul membatalkan upacara dentang lonceng malam tahun baru tahunan di lingkungan Jongno untuk pertama kalinya. Sejak acara tersebut diadakan pertama kali pada 1953, beberapa bulan setelah berakhirnya Perang Korea.

Selandia Baru yang dua jam lebih cepat dari Sydney dan beberapa pulau tetangga di Pasifik Selatan yang juga tidak memiliki kasus Covid-19 aktif mengadakan kegiatan perayaan pergantian tahun seperti biasa.

Baca Juga: Virus Corona Akhirnya Mencapai Antartika

Baca Juga: Bayi Lahir Dengan Antibodi Covid-19 Disebut Dokter Sebagai Temuan Baru

Di masyarakat Tiongkok, virus pastinya lebih meredam perayaan Tahun Baru kalender matahari. Perayaan Tahun Baru kalender matahari kurang dirayakan secara luas daripada Tahun Baru Imlek yang pada tahun 2021 akan jatuh pada bulan Februari. Laporan awal tentang misteri penyakit pernafasan yang membuat orang sakit di kota Wuhan di Tiongkok muncul tepat setahun yang lalu.

Editor: Ignatius Dwiana

Tags

Terkini

Terpopuler