Sedih, 16,6 Persen Rakyat Indonesia Tergolong Miskin di Akhir Tahun 2020

- 9 Oktober 2020, 11:03 WIB
Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) di Balai Desa Tanjungkarang, Kudus, Jawa Tengah.
Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) di Balai Desa Tanjungkarang, Kudus, Jawa Tengah. /Foto: Antara /Yusuf Nugroho/wsj/

Jumlah tersebut pasti terus bertambah, seiring dengan diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah.

Dalam kondisi normal, keluarga miskin membelanjakan 74 persen pendapatannya untuk kebutuhan pangan. Terutama beras.

Baca Juga: KSPI : Buruh Berunjuk Rasa Karena UU Cipta Kerja Tak Berikan Kepastian Kerja

Ketika harga komoditas naik, kemungkinan penduduk tersebut akan jatuh lebih miskin lagi dan kelaparan.

Oleh sebab itu, Pemerintah merancang program jaring pengaman sosial dengan menggelontorkan bantuan agar jumlah orang miskin tidak bertambah besar. Serta mencegah warga rentan miskin menjadi miskin.

Sejumlah bantuan sosial atas dampak Covid-19 yang disalurkan Pemerintah, yakni mencakup Program Sembako Jabodetabek untuk 19 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) serta Bansos Tunai KPM non Jabodetabek untuk 9 juta KPM.

Baca Juga: Menaker : Banyak Pemelintiran, UU Cipta Kerja Justru Perkuat Perlindungan Tenaga Kerja

Kemudian insentif perumahan untuk 175 ribu unit, Kartu Pra Kerja untuk 56 juta orang, keringanan pembayaran listrik dari PLN gratis untuk 24 juta pelanggan dengan daya 450 VA, serta diskon 50 persen kepada 7 juta pelanggan dengan daya 900 VA, dan program jaring pengaman sosial lainnya.

Total anggaran untuk program jaring pengaman sosial yang digelontorkan Pemerintah mencapai Rp 110 triliun.

Namun demikian, kapasitas fiskal Indonesia sangat terbatas untuk menangani Covid-19.

Halaman:

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini