Padahal, di kuartal II, perekonomian Indonesia mencapai minus 5,32 persen.
Dengan kembali minusnya kuartal III, maka Indonesia akan mengalami resesi.
Yang memprihatinkan, lanjut Sri Mulyani, perekonomian akan masih berada di zona negatif bahkan hingga kuartal IV.
Baca Juga: Beasiswa Unggulan 2020 dari Kemendikbud Dibuka Sampai 3 Oktober, Buruan Daftar
"Ini artinya negatif teritori kemungkinan akan terjadi pada kuartal III dan juga masih akan berlangsung kuartal IV, yang kita upayakan untuk bisa dekati 0 atau positif," jelas mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
Secara keseluruhan tahun 2020 ini, Sri Mulyani memproyeksi perekonomian Indonesia mencapai minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen.
"Kemenkeu melakukan revisi forecast September ini. Sebelumnya, tahun ini minus 1,1 persen hingga positif 0,2 persen. Forecast terbaru kita untuk 2020 pada kisaran minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen," kata Sri Mulyani.
Baca Juga: Beasiswa Unggulan 2020 dari Kemendikbud Dibuka Sampai 3 Oktober, Buruan Daftar
Sri Mulyani juga menyebut konsumsi rumah tangga diperkirakan di kuartal III masih akan minus, yaitu minus 3,0 persen hingga minus 1,5 persen.
Sementara di kuartal II, konsumsi juga minus 5,6 persen.