SEPUTARTANGSEL.COM - Bali selama ini terlalu fokus di pembangunan pariwisata sehingga meninggalkan unsur utama perekonomian Bali yang terkenal akan budaya agrarisnya.
Padahal pertanian Bali telah membuktikan diri sebagai salah satu sektor unggulan ketika Bali kehilangan wisatawan akibat peristiwa Bom Bali.
Begitu pula ketika pandemi Covid-19 melanda Bali dan seluruh dunia.
Baca Juga: Benyamin Davnie - Pilar Saga Ichsan Dapat Dukungan dari Partai Gelora Indonesia
Karena itu Gubernur Bali Wayan Koster mengajak Bupati/Wali Kota se-Bali untuk menangani sektr pertanian lebih serius dan lebih terarah.
Di antaranya dengan membebaskan daerah setempat dari tengkulak dan memperhatikan nasib petani dengan memberikan kepastian harga dan menyediakan pasarnya.
"Sekaranglah momentum yang tepat menyeimbangkan sektor pertanian, pariwisata dengan industri branding Bali," kata Wayan Koster saat melepas ekspor biji kakao fermentasi Bali khas Jembrana ini ke Jepang di Subak Abian Dwi Mekar, Desa Poh Santen, Jembrana pada Kamis, 20 Agustus 2020.
Baca Juga: Survei Indikator Politik: Mayoritas Percaya Jokowi Mampu Tangani Covid-19
"Caranya, kita tangani lebih serius dan lebih terarah. Hasil produksi gabah yang sebelumnya diambil oleh tengkulak, harus dikendalikan sekarang," tambahnya.