Ia mengaku bingung mengapa buzzer melarang penggunaan politik identitas, tetapi di sisi lain mereka juga berusaha menyingkirkan kelompok-kelompok besar dalam politik.
Refly Harun mengatakan, yang harusnya dilakukan adalah bukan meniadakan identitas masing-masing, tetapi memberikan akomodasi politik sehingga kompetisi berlangsung secara baik.
Menurutnya, peniadaan identitas justru akan menimbulkan kompetisi yang tidak adil.
"Saya heran dan takjub dengan orang-orang yang menganggap dirinya demokratis, tetapi selalu mempermasalahkan soal ucapan-ucapan yang baik, yang bersumber dari ayat-ayat Tuhan," ujarnya, dikutip SeputarTangsel.com dari kanal YouTube Refly Harun pada Senin, 17 Oktober 2022.
"Selalu mengatakan dan berusaha memisahkan antara politik dan agama. Padahal jelas negara kita bukan negara sekuler, negara kita adalah negara yang ber-Pancasila, terutama sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa," sambungnya.
Refly Harun menegaskan, yang tidak boleh adalah menggunakan agama sebagai sarana kekerasan.
Menurutnya, agama bisa digunakan sebagai sarana perjuangan politik dengan cara-cara yang bermartabat dan tidak melanggar hukum.
Refly Harun pun mengaku heran terhadap orang-orang yang skeptis terhadap Islam.