Pendeta Gilbert Lumoindong bahkan menolak pernyataan yang meyakini, tidak mungkin seorang Brigadir J berani memerkosa istri Jendral.
"Bicara tentang perkosaan jangan pernah bicara gak mungkin. Bahkan ketik di google anak perkosa ibu kandung, bapak perkosa anak kandung saja ada. Jadi gak ada istilah gak mungkin," belanya.
Gilbert Lumoindong juga mengaku telah berdiskusi dengan psikiater yang mengatakan tak pernah tahu dua jam sebelum peristiwa itu, meminum obat tertentu ataukah memakai atau menyaksiakan tayangan cabul yang mendatangkan gairah yang luar biasa.
Gilbert Lumoindong juga menjelaskan bahwa Ferdy Sambo memberi perintah menembak kepada Bharada E, bukan membunuh.
"Bharada E diperintahkan menembak maksudnya bukan membunuh, tetapi hanya menyadarkan supaya dia mau mengakui perbuatannya. Kemudian pembunuhan itu terjadi," ungkapnya.
"Ada upaya memanggil ambulance karena gak mau cerita ini diketahui publik dan sangat memalukan," ujarnya lagi.
Ia juga menjawab tuduhan Kamaruddin Simanjuntak yang menyebut Ferdy Sambo telah menikah dan diberkati oleh seorang rohaniawan.