Media Asing Ikut Soroti Aksi Protes Kenaikan Harga BBM Bersubsidi di Indonesia: Buruh Menderita Sekarang

- 7 September 2022, 09:33 WIB
Demonstrasi Menolak Kenaikan Harga BBM bersubsidi Selasa, 6 September 2022.
Demonstrasi Menolak Kenaikan Harga BBM bersubsidi Selasa, 6 September 2022. /Reuters/ Ajeng Dinar Ulfiana//

 

SEPUTARTANGSEL.COM - Media asing ikut menyoroti kenaikan harga BBM bersubsidi di Indonesia yang diumumkan pada Minggu 4 September 2022.

Di bawah tekanan untuk mengendalikan anggaran subsidi energi yang membengkak, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, tidak mempunyai pilihan lain. Pemerintah mengumumkan, pemotongan subsidi dan membiarkan harga BBM naik sekitar 30 persen.

Diberitakan, ribuan orang berunjuk rasa di kota-kota terbesar di Indonesia pada Selasa, 6 September 2022. Mereka menuntut pemerintah membatalkan kenaikan harga BBM bersubsidi.

Baca Juga: Miris, Harga BBM Naik, Pengamat Ini Sebut Pemerintah Bisnis dengan Rakyat: Kenapa Tidak Diambil dari Batubara?

Protes terjadi di beberapa kota mulai dari Jakarta, Surabaya, Kendari, Aceh, dan Yogyakarta. Hal tersebut merupakan serangkaian demonstrasi yang dipimpin oleh mahasiswa dan kelompok buruh.

Ribuan polisi dikerahkan di seluruh Jakarta. Banyak yang menjaga SPBU, khawatir tempat tersebut akan menjadi sasaran kemarahan yang meningkat atas kenaikan harga BBM.

Harga yang menurut serikat pekerja akan paling merugikan pekerja dan kaum miskin kota.

"Buruh benar-benar menderita sekarang," ujar salah seorang pengurus serikat pekerja, Abdul Aris dilansir SeputarTangsel.Com dari Reuters, Selasa 6 September 2022.

Baca Juga: Usai Walk Out dari Rapat Paripurna DPR RI karena Tolak Kenaikan Harga BBM Bersubsidi, Fraksi PKS Temui Pendemo

Awalnya pada hari Minggu dan Senin, demonstrasi kecil terjadi di beberapa tempat. Para pengunjuk rasa membakar ban dan memblokir jalan untuk melampiaskan kemarahan atas keputusan pemerintah yang muncul di tengah kondisi ekonomi belum pulih dari dampak pandemi Covid-19.

Selanjutnya, pada hari Selasa, ribuan orang berkumpul di Jakarta. Mereka berbaris meneriakkan slogan-slogan mencela keputusan pemerintah dan menyerukan kenaikan upah minimum.

"Kalau BBM naik dan upah juga naik, tidak apa-apa. Jika tidak, kami keberatan," kata salah seorang pekerja pabrik tekstil, Adi Asmadi.

Pemerintah sendiri telah melunakkan dampak kenaikan melalui kompensasi bantuan langsung tunai (BLT) kepada 20 juta rumah tangga. Kenaikan harga diperkirakan akan mendorong inflasi.

Baca Juga: Trailer Film Sri Asih Rilis, Pevita Pearce Banjir Pujian

Pihak berwenang menyediakan, Rp24,17 triliun dalam program kesejahteraan tambahan. Hotline khusus juga disiapkan untuk mendengarkan keluhan.

"Kondisi ini sangat sulit, tetapi jika melihat bantuan yang diberikan pemerintah cukup besar," kata Menteri Sosial, Tri Rismaharini.

"Kami berharap ini bisa membantu meredam kenaikan harga yang dihadapi masyarakat," lanjutnya.

Baca Juga: Komnas HAM Minta LPSK Tak Campuri Pelecehan Putri Candrawathi, Refly Harun: Untuk Selamatkan Ferdy Sambo...

Meskipun demikian, pengurus Asosialsi Pedagang Pasar Tradisonal, Ahmad Choirul Furqon memprediksi, kenaikan harga BBM akan memliki efek domino dalam mendorong biaya lain.

Untuk itu, dia mendesak pemerintah untuk memikirkan kembali langkah-langkah dukungannya.***

Editor: Dwi Novianto


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x