Eks Kabareskrim Polri Ito Sumardi: Kemungkinan Ada Intervensi Perwira Tinggi Polisi dalam Kasus Brigadir J

- 21 Juli 2022, 10:30 WIB
Mantan Kabareskrim Komjen (Purn) menduga adanya intervensi perwira tinggi Polri dalam kasus Brigadir J
Mantan Kabareskrim Komjen (Purn) menduga adanya intervensi perwira tinggi Polri dalam kasus Brigadir J /Foto : FB Rohani Simanjuntak/

SEPUTARTANGSEL.COM - Kasus tewasnya Brigadir J alias Brigadir Yosua di rumah dinas Kadiv Propam Polri nonaktif, Irjen Ferdy Sambo menjadi perhatian publik selama hampir dua pekan terakhir.

Bagaimana tidak, kematian ajudan istri Ferdy Sambo itu dinilai banyak meninggalkan kejanggalan.

Sejumlah tokoh pun sampai ikut buka suara terkait kasus tewasnya Brigadir J. Dari mulai para ahli, anggota DPR, pejabat tinggi negara, hingga mantan petinggi TNI dan Polri.

Baca Juga: CCTV di Rumah Irjen Ferdy Sambo Ditemukan, Rudi Valinka: Kasus Brigadir J Akan Terungkap Seterang-terangnya

Salah satu tokoh yang ikut menyoroti kasus tewasnya Brigadir J di rumah Ferdy Sambo adalah mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, Komjen (Purn) Dr. Ito Sumardi.

Melansir dari video yang tayang di kanal YouTube Karni Ilyas Club pada Rabu, 20 Juli 2022, Ito Sumardi menilai tewasnya Brigadir J merupakan kasus kriminal biasa.

"Sebetulnya kasus ini adalah menurut saya kasus kriminal biasa," kata Ito Sumardi.

Ito Sumardi memastikan kasus tembak-menembak antara Brigadir J dan Bharada E itu memiliki sebab-akibat.

Baca Juga: Diduga Terlibat, Kapolres Jaksel Budhi Herdi Susianto Dinonaktifkan, Ini Perannya di Kasus Tewasnya Brigadir J

Namun, kata Ito Sumardi, banyak isu liar yang muncul di tengah masyarakat terkait kematian Brigadir J.

"Tentunya sekarang yang ramai adalah kasus tembak-menembak. Tembak-menembak ini kan ada penyebabnya. Yang pertama kenapa terjadi tembak menembak, ataukah memang ada tembak-menembak, atau hanya penembakan saja. Nah ini yang tentunya kita terlalu banyak bermain isu liar," ujarnya.

Menurutnya, banyaknya spekulasi yang muncul di tengah publik disebabkan oleh masyarakat yang masih awam.

Baca Juga: Timsus Temukan Rekaman CCTV di Rumah Irjen Ferdy Sambo, Ucapan Susno Duadji Soal Kasus Brigadir J Terbukti

Mantan Kapolda Riau itu menjelaskan, untuk mengungkapkan sebuah kasus, diperlukan pembuktian yang dimulai dari olah tempat kejadian perkara (TKP).

Dalam hal ini, olah TKP harus dilakukan secepatnya dan diamankan dengan garis polisi atau police line.

Selain itu, kata Ito Sumardi, tidak ada tenggang waktu dalam pengolahan TKP. Pasalnya ketika TKP rusak, maka hal itu akan sangat memengaruhi kecepatan penanganan perkara.

"Karena pengolahan TKP ini akan ada bukti-bukti terkait, jadi harus dibuktikan. (Apakah) betul di sana terjadi tembak-menembak atau penembakan," paparnya.

Baca Juga: Timsus Temukan Bukti Baru CCTV Rumah Ferdy Sambo, Kasus Kematian Brigadir J Akan Segera Terungkap

"Kemudian penyebabnya apa. Nah penyebabnya juga ini kan harus dilihat bukti-bukti apa yang ada di sana. Ini yang saya kira mungkin sementara masih ada pendalaman. Kemudian juga ada bukti lain, misalnya CCTV," kata Ito Sumardi menambahkan.

Mantan Koorsahli Kapolri itu menduga, faktor yang menyebabkan munculnya berbagai spekulasi terkait kasus tewasnya Brigadir J di masyarakat adalah pernyataan Kepolisian yang menurutnya terlalu cepat menyimpulkan.

Ia menilai, hal itu memberi kesan kemungkinan adanya sesuatu yang terjadi meski belum dibuktikan.

Baca Juga: Update Penembakan Brigadir J, Data Rekaman CCTV di Rumah Kadiv Propam Nonaktif Ferdy Sambo Ditemukan

Selain itu, desakan dari luar juga dinilainya membuat kasus ini menjadi rumit.

"Kasus ini menjadi rumit, sehingga di sini ada kesan bahwa ada satu skenario yang dibuat untuk melindungi seseorang," ujarnya.

Lebih lanjut, Ito Sumardi juga menyinggung pembentukan tim khusus (Timsus) oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, di mana tim tersebut dipimpin oleh Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono.

Menurut Ito, ditunjuknya Wakapolri sebagai pemimpin Timsus karena ada kemungkinan perwira tinggi akan mengintervensi kasus tersebut sehingga tewasnya Brigadir J sulit menemukan titik terang.

Baca Juga: Update Kasus Tewasnya Brigadir J di Rumah Irjen Ferdy Sambo, Ada Luka Bekas Jeratan di Leher

"Karena ada kemungkinan para pelaksananya yang melakukan penyidikan lanjutan ini kan pangkatnya mungkin perwira pertama, perwira menengah, di atasnya masih ada perwira tinggi yang kemungkinan besar bisa membuat masalah ini belum tentu terang," tuturnya.

"Sehingga di sini mencegah adanya konflik interest, hambatan terhadap penyidikan, intervensi, (maka) Kapolri menunjuk Wakapolri. Kemudian desakan dari semua pihak dan secara normal karena diduga ada keterkaitan karena kasus ini berkaitan dengan Kadiv Propam. Otomatis yang bersangkutan harus dinonaktifkan," sambung Ito Sumardi.

Ito Sumardi juga mengapresiasi langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit yang menunjuk Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono sebagai pengisi sementara jabatan Kadiv Propam.

Baca Juga: 4 Fakta Baru Kasus Brigadir J, Istri Irjen Ferdy Sambo Trauma Hingga Otopsi Ulang Jenazah

Pasalnya menurut Ito Sumardi, anggota Propam merupakan bagian dari Timsus.

Karena itu, Ito Sumardi mengatakan saat ini Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono memiliki tanggung jawab agar Timsus bisa bekerja secara profesional dan proporsional.***

Editor: H Prastya


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah