"Ini menarik istilah penjelasan yang lebih bagus lagi," kata Hersubeno Arief melalui kanal YouTube Hersubeno Point pada Selasa, 12 Juli 2022.
Lebih lanjut, Hersubeno Arief mengakui bahwa awal mula kejanggalan muncul dari terlambatnya pengumuman tewasnya Brigadir J oleh Polri.
Polri diketahui baru mengumumkan peristiwa tersebut 3 hari pasca Brigadir J dinyatakan tewas, yakni pada Senin, 11 Juli 2022.
Terlebih, kata Hersubeno Arief, pada awalnya identitas Irjen Pol Ferdy Sambo terkesan ditutup-tutupi.
"Apalagi Humas Polri pada awalnya kan terkesan menutupi identitas siapa perwira tinggi yang ajudan dan pengawalnya terlibat baku tembak, kemudian salah satunya tewas," tuturnya.
Pria yang akrab disapa Hersu itu juga mengungkapkan kejanggalan lainnya dari tewasnya Brigadir J.
Menurut Hersu, seorang tamtama tidak mungkin dibekali dengan senjata laras pendek. Ia mengatakan, tamtama hanya dibekali senjata laras panjang ketika berdinas.
Karenanya, Hersu mempertanyakan apakah dibekalinya Bharada E dengan senjata laras pendek saat mengawal Irjen Pol Ferdy Sambo telah menyalahi prosedur dan aturan yang berlaku.
Baca Juga: Video Pengakuan Ayah Brigadir J: Saya Tengok Lukanya Kayak Dibantai