Kepala BNPT Bertemu Menteri Negara Singapura, Perkuat Kolaborasi dan Pertukaran Informasi Perangi Radikalisme

- 19 Mei 2022, 08:59 WIB
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, Komjen Pol Boy Rafli Amar bertemu Menteri Negara, Kementerian Ehwal Dalam Negeri & Kementerian Kemampanan dan Sekitaran Singapura Desmond Tan di Jakarta, Rabu 18 Mei 2022.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, Komjen Pol Boy Rafli Amar bertemu Menteri Negara, Kementerian Ehwal Dalam Negeri & Kementerian Kemampanan dan Sekitaran Singapura Desmond Tan di Jakarta, Rabu 18 Mei 2022. /Foto: Dok. BNPT/

SEPUTARTANGSEL.COM - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, Komjen Pol Boy Rafli Amar bertemu Menteri Negara, Kementerian Ehwal Dalam Negeri & Kementerian Kemampanan dan Sekitaran Singapura Desmond Tan di Jakarta, Rabu 18 Mei 2022.

Pada pertemuan tersebut, Kepala BNPT Boy Rafli Amar memperkenalkan Kawasan Terpadu Nusantara (KTN).

KTN adalah salah satu program BNPT yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mitra deradikalisasi termasuk di dalamnya penyintas dan masyarakat sekitar KTN.

Baca Juga: Lukman Hakim Saifuddin Minta Ustadz Abdul Somad Intropeksi Diri karena Ditolak Masuk Singapura

Pertemuan berlangsung di tengah kecaman publik terhadap tindakan Singapura melarang pendakwah kharismatik, Ustadz Abdul Somad masuk ke Singapura.

Kementerian Dalam Negeri Singapura beralasan bahwa Ustadz Abdul Somad dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan perpecahan yang tak dapat diterima di masyarakat multiras dan multiagama Singapura.

Dikutip SeputarTangsel.Com dari laman resmi BNPT, Rabu 18 Mei 2022, Boy Rafli Amar menjelaskan, Indonesia sebagai negara yang menjunjung Hak Asasi Manusia (HAM) memilih menggunakan pendekatan lunak yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dalam upaya penanggulangan terorisme.

Baca Juga: TRENDING: Polisi Buru Pelaku Sundut Lidah Bocah Serpong Tangsel, Singapura Tuduh Ustadz Abdul Somad Ekstremis

"Sebagai negara yang menjunjung tinggi supremasi hukum dan hak asasi manusia, Indonesia mengutamakan pendekatan lunak dalam penanganan terorisme yang berorientasi pada upaya pencegahan," ungkap Boy.

Halaman:

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x