Menurut Rocky, jika Singapura menyatakan bahwa UAS adalah ekstremis, artinya ada intelijen Singapura yang telah memata-matai tokoh agama di Indonesia.
"Dan, yang saya kaget keterangan diplomatik merujuk bahwa Ustadz Abdul Somad adalah orang yang berbahaya, dari mana datanya," ujarnya.
Padahal, kata Rocky, di Indonesia UAS dinilai sebagai Ustad yang baik dan tidak masuk dalam daftar ekstremis.
Baca Juga: Fadli Zon Sebut Penahanan dan Pendeportasian Ustadz Abdul Somad alias UAS sebagai Penghinaan
Rocky Gerung menilai apa yang dilakukan imigrasi Singapura hanyalah karena faktor Islamophobia.
Di samping itu, menurut Rocky, Indonesia berhak mengoreksi keterangan Kemendagri Singapura, bahwa pemerintah Indonesia telah mengklarifikasi bahwa Ustad Abdul Somad bukanlah ekstremis atau pun teroris.
"Apakah Indonesia tidak bisa mengoreksi keterangan Singapura? Tentu bisa," ujarnya.
Rocky mengatakan penilaian tentang Ustadz Abdul Somad memang menjadi hak pemerintah Singapura untuk menilai.
"Jadi kita bisa anggap bahwa intelijen Singapura bekerja juga di Indonesia untuk memantau orang-orang yang punya potensi ekstrim bagi negaranya," terangnya.
Rocky menduga peristiwa ini sudah diketahui secara global. Bahkan, pihak AS atau pun Israel dipastikan sudah mengetahui peristiwa deportasi UAS.