SEPUTARTANGSEL.COM - Kasus tewasnya Daffa (18), pelajar SMA Muhammadiyah 2 (Muha) Yogyakarta, belum sepenuhnya terungkap.
Namun, polisi menemukan sejumlah petunjuk bahwa korban tewas bukan akibat kasus kekerasan jalanan atau yang dikenal dengan istilah "klitih" di Jogja.
Dari sejumlah rekaman yang dikumpulkan oleh petugas Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), diketahui bahwa tewasnya Daffa diawali bentrokan antara dua kelompok remaja.
Baca Juga: Sosiolog UGM Sebut Remaja Pelaku Aksi Klitih di Jogja Diorganisir dan Dilatih Aktor Senior
Bentrokan serupa baru saja terjadi pada Kamis, 7 April 2022 dini hari, dekat lokasi tewasnya Daffa.
Petugas Polsek Banguntapan, Bantul, mengamankan sejumlah remaja yang diduga hendak melakukan aksi tawuran pada Kamis dinihari menjelang sahur.
Sejumlah remaja itu diketahui berasal dari dua kelompok geng remaja dengan nama Geng Registor dan Mavastra.
Dikutip SeputarTangsel.Com dari Harian Merapi, saat diamankan, para remaja ini kedapatan membawa senjata berupa gir dan stik.
Kapolsek Banguntapan, Kompol Zaenal Supriyatna menjelaskan, sekelompok remaja ini ditangkap setelah gerak-geriknya mencurigakan.