Ribuan Polisi Kepung Desa Wadas, Puluhan Warga Ditangkap, Alissa Wahid Minta Ganjar Pranowo Lakukan Ini

- 8 Februari 2022, 20:53 WIB
Alissa Wahid minta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tunda pengukuran lahan terkait konflik agraria di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah
Alissa Wahid minta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tunda pengukuran lahan terkait konflik agraria di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah /Sumber: Antara/

SEPUTARTANGSEL.COM - Ribuan personel polisi dikabarkan kepung Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo pada Selasa, 8 Februari 2022.

Dalam sejumlah video yang beredar di media sosial, polisi terlihat memaksa masuk ke rumah-rumah warga dan menangkap mereka.

Menanggapi hal ini, putri sulung Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Alissa Wahid meminta agar Kapolda Jawa Tengah segera membebaskan warga Wadas yang ditahan.

Baca Juga: Wadas Dikepung Ribuan Polisi, Puluhan Warga Desa Ditangkap, Dokter Eva: Cara Negara Mengatur Rakyatnya?

"Atas nama @GUSDURians, kami meminta Kapolda Jateng untuk membebaskan warga Wadas yang ditahan," kata Alissa Wahid, dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @AlissaWahid pada Selasa, 8 Februari 2022.

Selain itu, Alissa Wahid juga meminta Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo untuk menunda pengukuran lahan.

Menurut Alissa Wahid, penundaan itu harus dilakukan Ganjar Pranowo sampai tercapainya mufakat.

Baca Juga: Ribuan Polisi Kepung Desa Wadas Purworejo dan Tangkap Puluhan Warga Hingga Suasana Mencekam

Alissa Wahid juga mengimbau agar Ganjar Pranowo dapat menghindari terjadinya bentrokan antara rakyat dengan aparat negara.

"Juga meminta kepada Gub Jateng pak @ganjarpranowo untuk menunda pengukuran dll sampai kita selesai bermusyawarah, dan menghindarkan clash antara rakyat dengan aparat Negara," tegasnya.

Menurutnya, permasalahan tersebut didasari oleh kesalahan paradigma pembangunan di dalam negeri, di mana rakyat diminta menyerahkan lahannya kepada negara dengan dalih demi kepentingan yang lebih besar.

"Akar masalah ini ada pada paradigma pembangunan kita. Rakyat diminta menyerahkan tanah airnya kpd Negara, dengan dalih demi kepentingan lebih besar," tuturnya.

Baca Juga: Bentrok Warga Desa Wadas, Bener, Purworejo dengan Polisi, Walhi Ikut Protes, Pejuang Lingkungan Bukan Kriminal

Ia mengatakan, konflik agraria di Desa Wadas menunjukkan bahwa warga dianggap kecil bagi para penguasa.

Pasalnya, apabila hal tersebut ditolak warga, maka warga akan dianggap sebagai pihak yang membangkang negara, memprovokasi, dan dapat diproses hukum.

"Benar-benar rakyat itu (dianggap) kecil. Kalau menolak, dianggap membangkang kpd Negara. Dianggap diprovokasi. Boleh ditindak," ujarnya.

Sebagai informasi, pengepungan dan penangkapan warga dilakukan ribuan personel polisi terkait pembebasan dan pengukuran lahan penambangan material andesit untuk Bendungan Bener.

Baca Juga: Video Viral Orang Nendang Sesajen Sedekah Desa di Gunung Semeru, Alissa Wahid: Repot Ketemu Orang Model Begini

Namun, warga menolak menyerahkan lahan yang dianggap sebagai sumber penghidupan mereka.

Karena itu, warga pun memilih memperjuangkan lahan mereka selama beberapa tahun belakangan.***

Editor: H Prastya


Tags

Terkait

Terkini

x