Gunung Anak Krakatau Meletus 9 Kali, Serta Sejumlah Bahaya Lain yang Waktunya Tak Dapat Diprediksi

- 5 Februari 2022, 12:23 WIB
Erupsi Gunung Anak Krakatau pada Jumat, 4 Februari 2022
Erupsi Gunung Anak Krakatau pada Jumat, 4 Februari 2022 /tiwtter/@BNPB_Indonesia/

Hingga di akhir Januari, terindikasi magma sudah berada pada kedalaman sangat dangkal dan emisi abu mulai teramati sejak 3 Februari 2022 sekitar pukul 10.00 WIB.

"Data pemantauan secara visual dan instrumental mengindikasikan bahwa Gunung Anak Krakatau masih berpotensi erupsi," jelas Eko.

Sejumlah bahaya lainnya dari aktivitas Gunung Anak Krakatau tersebut berupa lontaran material lava, aliran lava dan hujan abu lebat di sekitar kawah dalam radius 2 km dari kawah aktif.

Baca Juga: Perum Perhutani Setuju Lahannya Dijadikan Tempat Relokasi Warga Korban Terdampak Letusan Gunung Semeru

Pihaknya mengatakan, secara historis potensi bahaya longsoran tubuh Gunung Anak Krakatau merupakan ancaman bahaya permanen yang patut diwaspadai dan memerlukan antisipasi, karena waktu terjadinya tidak dapat diprediksi.

"Longsoran tubuh gunung api tidak dapat diprediksi waktu kejadian dan volumenya, serta tidak bergantung pada kondisi gunung api ini sedang mengalami erupsi maupun tidak," tutur Eko.

"Longsoran tubuh gunung api dapat terjadi dengan atau tanpa diawali peningkatan aktivitas gunung api," sambungnya.

Berdasarkan peta Kawasan Rawan Bencana, seluruh tubuh Gunung Anak Krakatau yang berdiameter kurang lebih 2 kilometer dan area di sekitarnya merupakan kawasan rawan bencana.

Namun, masyarakat juga diimbau untuk tidak mudah terpancing dengan hoaks yang beredar dan tetap mengikuti arahan dari Badan Geologi sebagai instansi yang berwenang.***

Halaman:

Editor: Dwi Novianto


Tags

Terkait

Terkini

x