SEPUTARTANGSEL.COM - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Polri mengungkapkan, ada 198 pondok pesantren terafiliasi teroris.
Pernyataan BNPT tentang pesantren terfiliasi teroris menuai pro dan kontra. Banyak tokoh yang kemudian mempertanyakan definisi terorisme.
Salah satunya adalah dokter spesialis paru-paru, Dokter Eva Sri Diana Chaniago.
Baca Juga: Polri Petakan Masjid dan Pesantren, Azzam Mujahid Izzulhaq: Cahaya Islam Padam? Tidak Akan Pernah
"Kok jadi ratusan pesantren yang jadi tersangka? Satu pesantren saja mungkin sudah bikin ledakan bom di mana-mana. Ini 198. Serius ini, Pak?" tanya Dokter Eva sebagaimana dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @_Sridiana_3va, Minggu 30 Januari 2022.
Atas dasar pernyataan BNPT yang menyebut pesantren terafiliasi teroris, Dokter Eva kemudian menanyakan definisinya.
"Maaf, mau tanya definisi terorisme, dong. Terorisme ini teror terhadap rakyat atau teror terhadap pejabat?" sambung Dokter Eva.
Di akhir cuitannya, Dokter Eva menambahkan kata 'serius bertanya' disertai emot dua telapak tangan ditangkupkan di depan dada.
Tidak ada netizen yang benar-benar menjawab pertanyaan Dokter Eva tentang definisi teroris hingga BNPT menilai ada hubungannya dengan banyak pesantren. Namun, mereka setuju, penyebutan pesantren terafiliasi teroris sangat tidak mendasar.
"Saya ikut mikir, 'terorisme 198 pesantren?' Kalau data dah jelas tinggal ditangani aja. Namanya terorisme kan menggangu kehidupan berbanga dan bernegara. Buka aja. Kalau cuma digosipin gini, kan malah meresahkan. Bisa-bisa jadi fitnah itu," kata @Novri_ta.
"198 pesantren, Uni? Anehnya kenapa negeri ini relatif tenang-tenang saja ya ... Bahkan, umat Islamnya super penyabar, walau dibohongi terus. Mungkin 198 itu pesantren terbaik dalam mencetak umat," kata @Alikha1.
Pada akhirnya, netizen menduga-duga alasan dibalik pernyataan BNPT yang menyebut pesantren terafiliasi teroris. Ada yang mengatakan pengalihan isu. Sementara lainnya memperkirakan hal tersebut hanya untuk memancing umat Islam, hingga bisa ada alasan untuk darurat.
"Pengalihan isu, agar masyarakat lepas dari pendangan IKN dan KKB Papua," ucap @keepithink_crab.
"Arahnya masjid dan pesantren, supaka kita marah, terus demi, hingga ada alasan untuk darurat, dan sebagainya," ungkap @Bin_Alilpg. ***