Seismic Gap merupakan zona kekosongan gempa besar selama ratusan tahun yang patut diwaspadai.
"Karena berada di antara 2 gempa besar yang merusak dan memicu tsunami yaitu Gempa Pangandaran M7,7 (2006) dan Gempa Bengkulu M8,5 (2007)," kata Daryono lagi.
Baca Juga: Jadwal BRI Liga 1 Pekan 20: Ada Bali United vs Persita Tangerang dan Bhayangkara FC Hadapi Persebaya
Daryono menambahkan kekuatan gempa M6,6 di Selat Sunda ini disebut sebagai "intraslab earthquake".
Gempa ini berada pada hiposenter di dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Selat Sunda.
"Ciri gempa ini mampu meradiasikan ground motion yang lebih besar & lbh kuat dr gempa sekelasnya dr sumber lain," tulis Daryono di akun Facebooknya pada 14 Januari 2022.
Bahkan Daryono menggambarkan gempa di Selat Sunda diperkirakan berkekuatan lebih besar.
Gempa berada di antara dua gempa besar lain, yaitu Pangandaran pada 2006 dengan M7,7 dan Bengkulu pada 2007 dengan M8,5.
Jadi gempa ini jenisnya mirip dengan gempa Selatan Jawa Timur pada 10 April 2021 dengan M6,1 yang juga destruktif atau merusak.
Terlihat pada dampak gempa M6,6 di Kabupaten Pandeglang yang hingga Sabtu pagi, 15 Januari 2022 dilaporkan banyak bangunan rusak.