Network
SEPUTARTANGSEL.COM - Nama Pendakwah Habib Bahar bin Smith kembali menjadi perbincangan publik.
Nama Habib Bahar bin Smith jadi perbincangan usai beredar sebuah video ceramahnya yang berisi diduga menghina Presiden Jokowi dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.
Atas viralnya video tersebut, Habib Bahar bin Smith yang beberapa waktu lalu bebas dari penjara, kembali dilaporkan ke pihak kepolisian atas kasus SARA.
Baca Juga: Habib Bahar bin Smith Dilaporkan Dua Orang ke Polda Metro Jaya, Polisi: Semua Laporan Ditindaklanjuti
Dalam sebuah wawancara dengan televisi nasional pada 20 Desember 2021, Pengacara Habib Bahar bin Smith, Aziz Yanuar menilai seharusnya tidak perlu kliennya diproses secara hukum, melainkan diselesaikan dengan dialog saja.
Menanggapi pernyataan Aziz Yanuar, mantan Politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengaku tidak setuju.
Ferdinand Hutahaean menyebut ajakan dialog yang dilontarkan oleh Aziz Yanuar sebagai besar kepala.
Hal itu diungkapkan oleh Ferdinand Hutahaean melalui cuitan di akun Twitter @FerdinandHaean3 pada Selasa, 21 Desember 2021.
Baca Juga: Rizal Ramli Klaim Perintahkan TNI untuk Lengserkan Presiden, Ferdinand Hutahaean: Ini Orang Kegedean Omong
"Bahar mau diajak dialog? Hahahaha besar kepala..!!" kata Ferdinand Hutahaean.
Lebih lanjut, dia menilai proses hukum merupakan jalan untuk menertibkan para pelanggar hukum.
Menurutnya, kasus Habib Bahar bin Smith tidak hanya sekadar kasus yang menyangkut individu dengan individu.
"Proses hukum adalah jalan menertibkan pelanggar2 hukum. Ini bukan lg sekedar orang vs orang," ujarnya.
Baca Juga: Habib Bahar Bin Smith Kembali Dipolisikan, Nicho Silalahi Sindir Rezim Jokowi: Gini Amat Sejak Berkuasa
Ferdinand Hutahaean mengungkapkan tindakan yang dilakukan oleh Habib Bahar bin Smith berpotensi memicu perang saudara.
Pasalnya, tindakan Habib Bahar bin Smith disebut Ferdinand Hutahaean telah memprovokasi orang untuk melawan negara.
"Tp yg dilakukan Bahar sdh potensi memicu perang saudara. Memprovokasi orang utk melawan negara," pungkasnya.***
