SEPUTARTANGSEL.COM - Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid ikut angkat suara terkait diundurnya hari libur Maulid Nabi Muhammad SAW dari 19 Oktober menjadi 20 Oktober 2021.
Melalui akun Twitter pribadinya, Hidayat Nur Wahid meminta agar masyarakat tetap waspada terhadap kebijakan pemerintah.
Pasalnya menurut Hidayat Nur Wahid, diundurnya hari libur Malid Nabi Muhammad SAW dilakukan di tengah pelonggaran PPKM oleh pemerintah.
Wakil Ketua MPR RI itu menyebutkan, pelonggaran PPKM oleh pemerintah berupa jam buka restaurant dan pusat perbelanjaan yang diperpanjang, pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah, hingga Warga Negara Asing (WNA) yang sudah diperbolehkan masuk Indonesia.
"Kita memang harus waspada. Tapi kalau Pemerintah malah memperlonggar PPKM&sarat bepergian, Jam buka restoran/mall diperpanjang, sekolah dibolehkan PTM, dan turis asing diizinkan datang," kata Hidayat Nur Wahid, dikutip SeputarTangsel.com dari akun Twitter @hnurwahid pada Selasa, 19 Oktober 2021.
Dia mempertanyakan, apakah hari libur Maulid Nabi Muhammad SAW yang digeser bentuk kebijakan pemerintah yang main-main.
"Hanya “libur Maulid yg tetap digeser”, itu semua “main2 lagi”, atau “tidak main2” lagi?" ujarnya.
Sebagai informasi, sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, digesernya hari libur Maulid Nabi Muhammad SAW adalah bagian dari keseriusan pemerintah untuk mengatasi pandemi Covid-19 di Indonesia.
Menurut Muhadjir Effendy, apabila hari libur tidak digeser, maka akan banyak orang yang izin tidak masuk pada hari Senin, sehingga terjadi lonjakan mobilitas massa.
Meski saat ini angka kasus positif harian di Tanah Air sudah melandai, Muhadjir mengaku pemerintah tidak akan main-main lagi untuk mencegah penularan Covid-19.***