Utang Pemerintah Diprediksi Rp9,8 Ribu Triliun pada 2024, Said Didu: Perkiraan Saya Rp16 Ribu Triliun

- 27 Agustus 2021, 21:58 WIB
Muhammad Said Didu memprediksi utang pemerintah Indonesia bisa mencapai Rp16 ribu triliun pada tahun 2024 jika tidak ada perubahan
Muhammad Said Didu memprediksi utang pemerintah Indonesia bisa mencapai Rp16 ribu triliun pada tahun 2024 jika tidak ada perubahan /Foto: Twitter.com/@msaid_didu/

SEPUTARTANGSEL.COM - Mantan Sekretaris BUMN, Muhammad Said Didu menyoroti prediksi lembaga riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) yang menyebut utang pemerintah akan melonjak drastis mencapai Rp9,8 ribu triliun pada Oktober 2024.

Mantan Sekretaris Menteri BUMN, Said Didu punya hitungan yang berbeda, hampir dua kali lipat dari prediksi IDEAS.

 

 

Said Didu memprediksi utang pemerintah Indonesia akan mencapai sekira Rp16 ribu triliun pada 2024 mendatang. Menurutnya, hal itu akan terjadi jika tidak ada perubahan dari pemerintah Indonesia.

Baca Juga: Sri Mulyani Optimis Lunasi Utang Asal Rakyat Bayar Pajak, Musni Umar: Besarnya Utang, Makin Berat Beban Rakyat

"Jika tdk ada perubahan, perkiraan saya utang publik (pemerintah+BUMN+BI) sampai 2024 akan mencapai sktr Rp16.000 trilyun," tulis Said Didu, dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @msaid_didu, Jumat, 27 Agustus 2021.

Sebelumnya, Direktur IDEAS Yusuf Wibisono dalam keterangan tertulisnya memprediksi pemerintahan Presiden Jokowi pada periode kedua akan mewariskan utang sebesar Rp9,8 triliun.

Yusuf mengungkapkan, pada periode pertama pemerintahan Jokowi, stok utang pemerintah bertambah Rp2,115 triliun. Pada periode kedua, dia memprediksi stok utang pemerintah akan bertambah Rp5.043 triliun .

Baca Juga: Soal Utang Negara, Adhie Massardi Ungkap Sindikasi Lumrah Pengutang Titip Bunga 1-2 Persen Buat Dirinya

Dia juga membandingkan dengan utang pemerintah pada periode kedua pemerintahan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang hanya bertambah sebesar Rp999 triliun.

"Kenaikan stok utang pemerintah era Presiden Jokowi ini menjadi sangat luar biasa bila melihat di periode ke-2 Presiden SBY (Oktober 2009–Oktober 2014) stok utang pemerintah ‘hanya’ bertambah Rp 999 triliun," kata Yusuf, dikutip SeputarTangsel.Com dari laman resmi IDEAS, Jumat, 27 Agustus 2021.

Yusuf menuturkan, utang Indonesia sejak awal pandemi hingga akhir Juni 2021 sudah menembus angka Rp6,5 ribu triliun.

Baca Juga: Sebut Utang Negara Mirip Pinjaman Online, Adhie Massardi: Bonus Teror Pengambilalihan SDA dan Kebijakan

Dia menilai lonjakan utang pemerintah yang cepat tersebut sangat mengkhawatirkan.

"Posisi stok utang pemerintah awal pandemi, per Maret 2020, telah menembus Rp 5.000 triliun dan kini, per Juni 2021, menembus Rp 6.500 triliun. Lonjakan stok utang pemerintah ini amat mengkhawatirkan," tuturnya.

Menurut Yusuf, pada periode kedua pemerintahan SBY, stok utang pemerintah rata-rata setiap bulannya hanya bertambah Rp16,6 triliun.

Baca Juga: Sri Mulyani Ajak Generasi Muda Paham Pajak, Said Didu: Sederhananya, Pemerintah yang Utang Rakyat yang Bayar

Angka tersebut melonjak dua kali lipat pada periode pertama pemerintahan Jokowi dengan rata-rata menjadi Rp35,2 triliun per bulan.

Yusuf mengungkapkan selama 1,5 tahun Indonesia dilanda pandemi, stok utang pemerintah melonjak tiga kali lipat dengan rata-rata bertambah Rp102,2 triliun per bulan.  

"Dalam 1,5 tahun sejak pandemi, Januari 2020–Juni 2021, stok utang bulanan pemerintah rata-rata bertambah Rp 102,2 triliun, melonjak 3 kali lipat," pungkasnya.***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x