SEPUTARTANGSEL.COM - Ekonom Rizal Ramli menanggapi pernyataan Aktivis Media Sosial Enggal Pamukty yang mengusulkan Papua untuk merdeka dari Indonesia.
Melalui cuitan di akun Twitter pribadinya, Rizal Ramli mengungkapkan Papua tidak perlu merdeka dari Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan di daerah tersebut.
Untuk mengatasi permasalahan di Papua, Rizal Ramli mengusulkan beberapa perombakan yang bisa dilakukan usai Presiden Jokowi sudah berakhir masa jabatannya.
"Jangan, jangan. Setelah Jokowi tidak lagi jadi Presiden, kita rombak cara mengatasi masalah di Papua," kata Rizal Ramli, dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @RamliRizal, Rabu, 28 Juli 2021.
Baca Juga: Rahmat Erwin Abdullah Tambah Koleksi Medali Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020
Menurut Rizal, cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan di Papua adalah dengan merangkul masyarakat dan tokoh-tokoh Papua, lebih humanis, dan tidak rasis.
Dia juga mengatakan setiap masyarakat Papua harus mempunyai ATM, sehingga bantuan sosial yang disalurkan oleh pemerintah langsung sampai kepada mereka.
"Rangkul rakyat dan tokoh2 Papua, lebih humanis, anti-rasisme, ATM utk setiap rakyat Papua sehingga bantuan langsung ke rakyat," usulnya.
Sebelumnya, Enggal Pamukty mencuitkan agar Papua merdeka dari Indonesia. Bukan tanpa alasan, aktivis media sosial itu menilai bahwa mobilisasi militer di Papua sangat tinggi hingga ke warung makan ketika PDIP menguasai pemerintahan.
Baca Juga: Arie Kriting Soroti Mentalitas pada Kasus Kekerasan Oknum Anggota TNI AU Terhadap Warga Papua
"Papua mending merdeka aja, gabung sama indon kagak ada faedah. Selama PDI-Perjuangan berkuasa Mobilisasi Militer sangat tinggi hingga ke Warteg," tulis akun Twitter @EnggalPMT.
Cuitan Enggal tersebut berawal dari adanya oknum TNI AU yang menginjak kepala seorang warga di Merauke, Papua, yang baru-baru ini ramai menjadi perbincangan publik.
Atas insiden itu, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Fadjar Prasetyo menyampaikan permintaan maafnya.
Permintaan maaf yang disampaikan oleh Fadjar itu ditujukan kepada seluruh warga yang berada di Papua, khususnya warga di Merauke.
Dia juga meminta maaf kepada korban dan keluarganya atas insiden penganiayaan yang dilakukan oleh oknum anggota TNI AU. ***