Natalius Pigai Sebut Luhut Pandjaitan Gunakan Bahasa Preman Pasar saat Beberkan Alasan Tidak Lockdown

- 8 Juli 2021, 15:55 WIB
Mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai.
Mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai. /Antara/Widodo S Jusuf./

 
SEPUTARTANGSEL.COM - Mantan komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai sebut koordinator PPKM Darurat yang juga Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menggunakan bahasa preman pasar.

Belum diketahui apa maksud dan tujuan dari kata "Preman Pasar", namun Natalius Pigai mengaku suka dengan pernyataan Luhut.

Dia menilai bahwa pernyataan Luhut terkait alasan pengambilan kebijakan PPKM Darurat dan tidak melakukan lockdown di Indonesia itu menyiratkan bahwa pemerintah tidak mampu memimpin.

Baca Juga: Segera Cairkan BSU BPJS Ketenagakerjaan Rp1,2 Juta, Begini Cara Cek dan Syarat BLT Subsidi Gaji

"Pak Luhut pakai bahasa Preman Pasar. Sy suka pernyataan ini karena Luhut secara tersirat sudah kibarkan bendera putih karena rezim ini tidak mampu memimpin," kata Natalius Pigai dalam cuitannya yang dikutip Seputartangsel.com pada Kamis, 8 Juli 2021.

Dengan demikian, tokoh Papua ini menyarankan agar Presiden Joko Widodo untuk mundur dari jabatannya sebagai presiden.

Menurutnya, sudah banyak presiden di negara lain yang mengundurkan diri usai tidak mampu mengatasi permasalahan di negaranya.

Baca Juga: Tak Disangka, 5 Artis Cantik Ini Ternyata Pernah Tersandung Kasus Narkoba, Ada Jennifer Jill

"Sy sarankan Jokowi & Rezim mundur kalau tdk sanggup. Bukan kalian sendiri, Ngr lain juga mundur ko," ujarnya.

Cuitan Natalius Pigai
Cuitan Natalius Pigai


Sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan alasan pemerintah tidak mengambil kebijakan lockdown di tengah pandemi Covid-19 yang semakin menggila.

Menurut Luhut, pengambilan kebijakan lockdown tidak gampang, bahkan menurut Luhut rakyat bisa mati semua jika pemerintah mengambil kebijakan lockdown.

Baca Juga: Kadernya Minta Rumah Sakit Khusus, PAN: Kami Kaget, Harusnya Rakyat Dapat RS Kelas Pejabat

Pasalnya, pemerintah dinilai belum sanggup untuk menyeimbangkan semua aspek jika menerapkan lockdown.

"Lockdown itu gini, tidak segampang itu juga, mati semua rakyat nanti kalau kita lockdown. Jadi kita pikir-pikir bagaimana saya kan sudah bilang tadi, bagaimana kita nyeimbangkan, masih bisa. Sekarang pertanyaan juga kalau kita lockdown, apa bisa kita lockdown, itu juga pertanyaan berikutnya. Belum tentu juga bisa," kata Luhut dalam podcast di kanal YouTube Deddy Corbuzier, seperti dilihat pada Kamis, 8 Juli 2021.

Luhut mengatakan bahwa setiap pengambilan kebijakan dilakukan pertimbangan secara matang, tidak serta merta mengambil keputusan.

Baca Juga: Wenny Ariani Akhirnya Muncul, Buka Suara Soal Anak Hasil Hubungan Terlarangnya dengan Rezky Aditya

"Jadi kita timbang-timbang matang. Makanya saya bilang tadi, proses pengambilan keputusan itu tidak sesederhana itu, tidak satu angle aja kita lihat. Banyak pertimbangan-pertimbangan lain sebelum go," tuturnya.***

Editor: Muhammad Hafid


Tags

Terkait

Terkini

x