BEM UI Dipanggil Rektorat Karena Sebut Jokowi The King of Lip Service, Tuai Pro Kontra Sejumlah Tokoh'

- 28 Juni 2021, 06:55 WIB
BEM UI, mahasiswa UI dan Ikatan Alumni Lintas Almamater melakukan aksi dan rapat akbar Gerakan Anti Korupsi di kampus UI Salemba, Jakarta, 20 Maret 2015. Mereka menuntut pemerintah memperkuat KPK, mereformasi Polri dan lembaga peradilan.
BEM UI, mahasiswa UI dan Ikatan Alumni Lintas Almamater melakukan aksi dan rapat akbar Gerakan Anti Korupsi di kampus UI Salemba, Jakarta, 20 Maret 2015. Mereka menuntut pemerintah memperkuat KPK, mereformasi Polri dan lembaga peradilan. /ANTARA/M Agung Rajasa./

Menurutnya, tindakan protes atau kritik yang dilakukan oleh mahasiswa kepada pejabat publik adalah hal yang wajar. Sebaliknya, akan menjadi tidak wajar jika mahasiswa tidak pernah protes.

“Namanya mhsw protes pejabat publik ya wajar. Kalo mhsw gak pernah protes baru gak wajar,” tuturnya.

Dia juga menilai bahwa pihak Rektorat UI tidak memegang teguh asas demokrasi karena memanggil mahasiswanya atas kritik yang dilakukan.

“Gak pakem demokrasi mhsw protes dipanggil-panggil. Gak jaman,” ungkapnya.

 

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ruhut Sitompul

Ruhut Poltak Sitompul atau lebih dikenal Ruhut Sitompul menanggapi tindakan yang dilakukan oleh BEM UI yang menyebut Jokowi The King of Lip Service.

Menurut Ruhut Sitompul, apa yang telah disampaikan oleh BEM UI tidak pantas karena kebenaran yang diungkapkan masih diragukan.

“BEM UI yg lagi kumat ngerasanin Pak Joko Widodo dan Pemerintahannya apa yg disampaikan tidak pantas apalagi mengutip dari sumber kebenarannya diragukan,” tulis akun Twitter @ruhutsitompul.

Bahkan, Ruhut Sitompul meminta BEM UI untuk tidak omong kosong dan menghormati kinerja dari Pemerintahan Jokowi.

Halaman:

Editor: Tining Syamsuriah


Tags

Terkait

Terkini