Rizal Ramli Sebut Alasan Lain Indonesia Belum Dapat Kuota Haji 2021 Selain Covid

- 2 Juni 2021, 11:10 WIB
Miing Dedi Gumelar dan Rizal Ramli ungkap alasan lain Indonesia tidak mendapat kuota haji 2021
Miing Dedi Gumelar dan Rizal Ramli ungkap alasan lain Indonesia tidak mendapat kuota haji 2021 /tangkapan layar Youtube Bravos Radio Indonesia/

SEPUTARTANGSEL.COM- Beredar video perbincangan antara ekonom Rizal Ramli dengan Politisi Dedi Gumelar atau biasa disapa Miing Bagito  di twitter.

Unggahan video itu diambil dari Youtube Bravos Radio Indonesia yang diunggah pada 1 Juni 2021. Berisi perbincangan antara Rizal Ramli, Miing Dedi Gumelar dan Gigin Praginanto dengan judul, “Ketiadaan Moral Publik dalam Kehidupan Berbangsa’.

Salah satu cuplikan perbincangan yang diunggah mengungkap alasan lain kenapa jamaah asal Indonesia yang notabene sebagai negara muslim terbesar hingga kini belum mendapatkan kuota haji 2021.

Baca Juga: Gubernur Anies Baswedan Terlibat Korupsi Dana Ratusan Milyar di Lingkungan Pemprov DKI Jakarta, Ini Faktanya

Padahal negara-negara non-muslim lainnya sudah mendapat izin masuk ke Arab Saudi.

“Negara yang mayoritas Islam terbanyak tapi tak dapat menjalankan ibadah haji,” kata Miing Bagito.

Rizal Ramli menambahkan bahwa memang hal itu luar biasa, Indonesia tidak dapat mengirimkan jamaah haji bukan hanya karena Covid.

“Tetapi ada tagihan-tagihan yang harus dibayar tetapi pemerintah Indonesia belum bayar,” timpal Rizal Ramli.

Baca Juga: Gus Umar Hasibuan Sindir Jubir Prabowo Terkait Utang Luar Negeri Rp1.750 Triliun untuk Beli Alutsista

Rizal juga menyebut dana haji ditilep untuk infrastruktur.

“Cepat atau lambat akan jadi masalah, dan paling penting itu gak amanah,” tegasnya.

Seperti diketahui Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas hingga kini masih belum mengetahui alasan Arab Saudi belum memberikan kuota haji 2021 pada jamaah Indonesia.

Baca Juga: Beredar Video Bupati Alor, Amon Djobo Memaki Pegawai Kemensos Soal Penyaluran Bantuan PKH Melalui DPRD

Menurut Menteri Agama, penanganan Covid-19 di Indonesia dan vaksin Sinovac yang belum mendapat sertifikasi WHO disinyalir menjadi alasannya. ***

Editor: Tining Syamsuriah


Tags

Terkait

Terkini