Utang Indonesia Membengkak, DPR RI: Risiko Semakin Besar, Jangan Nambah Terus

- 23 Mei 2021, 17:26 WIB
Ilustrasi orang menghitung uang.*
Ilustrasi orang menghitung uang.* /ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Baca Juga: Lucky Alamsyah Marahi Roy Suryo di InstaStory Karena Serempet Mobilnya dan Tak Bertanggung Jawab, Malah Marah

Untuk itu, pemerintah perlu melakukan upaya evaluasi dan berusaha untuk tidak menambah utang.

‘’Risikonya besar. Jadi, evaluasi kemampuan mutlak diperlukan, dan upayakan jangan nambah utang terus,’’ tutur Sartono dalam pernyataannya.

Pada kesempatan yang sama, Anis Byarwati, yang merupakan Anggota Komisi XI DPR RI juga turut mengkritisi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kembali negatif pada triwulan I-2021.

Baca Juga: Soal Kerumunan Video Perayaan Ulang Tahun Khofifah, Nicho Silalahi: Rezim Ini Hanya Kriminalisasi Habib Rizieq

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menyebutkan efektivitas kebijakan pemerintah masih belum konsisten dan belum efektif apabila ditinjau dari upaya percepatan pemulihan ekonomi maupun penanganan pandemi.

"Pertumbuhan ekonomi yang masih minus merupakan bukti bahwa penanganan pandemi oleh pemerintah belum serius dan efektif," kata Anis.

Akibat kurangnya tindakan pemerintah dalam penanganan pandemi tersebut dikhawatirkan Indonesia dapat terjebak dalam resesi.

Baca Juga: Situs Lelang Online eBay Melarang Penjualan Game Berkonten Dewasa Mulai Juli 2021

"Jika pemerintah tidak memperbaiki kinerjanya dalam penanganan pandemi Covid-19 maka kuartal II/2021 kembali akan mengalami pertumbuhan negatif dan terjebak resesi," kata Anis.

Meski, adanya tantangan yang jauh lebih besar pada triwulan 2021, Anis kembali mengingatkan pemerintah untuk tidak terlalu ambius dalam mencapai target pertumbuhan yang mencapai 7 persen.

"Pemerintah jangan terlalu ambisius dengan target pertumbuhan mencapai 7 persen, tetapi tetap realistis dengan pergerakan ekonomi yang masih dipenuhi ketidakpastian," tambah Anis.***

Halaman:

Editor: Muhammad Hafid


Tags

Terkait

Terkini