Analis Joshua Banjarnahor Ungkap KRI Nanggala 402 Sudah Pernah Diretrofit dan Sebabkan 3 Prajurit Tewas

- 25 April 2021, 21:50 WIB
Bagian kapal KRI Nanggala-402 hasil citra Remotely Operated Vehicle (ROV) MV Swift Rescue ditunjukkan saat konferensi pers di Lanud I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Minggu (25/4/2021).
Bagian kapal KRI Nanggala-402 hasil citra Remotely Operated Vehicle (ROV) MV Swift Rescue ditunjukkan saat konferensi pers di Lanud I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Minggu (25/4/2021). /Foto:ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww./

SEPUTARTANGSEL.COM - Analis Pencarian dan Pertolongan (SAR) Nasional, Joshua Banjarnahor ikut angkat bicara terkait tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 yang menewaskan total 53 awaknya.

Joshua mengungkapkan, sebelum kecelakaan terjadi, KRI Nanggala 402 sudah pernah diretrofit di Korea Selatan pada tahun 2010 dan selesai tahun 2012.

Adapun yang dimaksud dengan retrofit merupakan kegiatan penguatan struktur, penambahan komponen, hingga peningkatan kemampuan.

Baca Juga: Ditemukan di Kedalaman 838 Meter, KRI Nanggala 402 Terbelah Jadi 3 Bagian

"Untuk diketahui, kapal selam Nanggala pernah diretrofit. Dimana? Di Korea Selatan. Berapa lama pengerjaannya? Dua tahun, beresnya pada tahun 2012," kata Joshua, dikutip Seputartangsel.com dari akun Instagram @banjarnahor pada hari Minggu, 25 April 2021.

Lebih lanjut, Joshua mengatakan bahwa retrofit yang dilakukan bukan hanya mengganti suku cadang, melainkan merubah konstruksi kapal, terutama pada sistem senjata torpedonya.

"Retrofit di sini bukan sekadar mengganti suku cadang, tapi juga ada perubahan konstruki kapal salam tersebut terutama pada sistem senjata torpedonya," ujarnya.

Baca Juga: UPDATE 25 APRIL: Kasus Aktif Covid-19 Indonesia Jadi 100.474, Dengan Total Terkonfirmasi 1.641.194

Selain itu, dia juga menuturkan bahwa pada saat uji coba penembakan torpedo pada tahun 2012 lalu, ada tiga prajurit TNI yang tewas karena torpedo gagal diluncurkan.

Halaman:

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum


Tags

Terkait

Terkini

x