Network
SEPUTARTANGSEL.COM - Hari Pers Nasional 9 Februari 2021, Haedar Nashir sebut musuh terbesar pers adalah buzzer.
Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir ucapkan selamat Hari Pers Nasional yang jatuh pada tanggal 9 Februari 2021 kemarin.
Hari Pers Nasional diselenggarakan setiap tanggal 9 Februari bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Persatuan Wartawan Indonesia
Dalam kesempatannya, Haedar Nashir juga menyinggung soal musuh terbesar di dunia pers.
Baca Juga: Jelang Imlek, Tak Hanya 10 Pangan Pokok Dinas KPKP DKI Juga Cek Pangan Khas Tahun Baru Cina Ini
Baca Juga: Valid, Kode Redeem FF Free Fire Terbaru 10 Februari 2021 Dapatkan Hadiah Skin dan Item Gratisan
Haedar Nashir mengatakan bahwa buzzer menjadi ancaman tebesar pers saat ini.
Ia menilai para buzzer mampu memicu konfik dan tidak bertanggungjawab atas masalah yang ditimbulkan.
Hal tersebut disampaikan dalam postingan akun Instagram pribadinya saat mengucapkan selamat Hari Pers Nasional.
Baca Juga: Rilis Program Kampus Mengajar untuk Bantu Siswa Daerah Tertinggal, Nadiem Makarim Ingin Tantang Mahasiswa
"Musuh terbesar dunia pers saat ini, khususnya pers online melalui jalur media sosial, ialah para buzzer yang nirtanggungjawab kebangsaan yang cerdas dan berkeadaban mulia," tulis akun Instagram Haedar Nashir, dikutip SeputarTangsel.Com dari Instagram
Perlu diketahui buzzer adalah orang yang memiliki pengaruh tertentu untuk menyatakan suatu kepentingan.
Dan buzzer pun mampu memicu konflik yang besar disamping itu buzzer juga sebagai alat untuk membuat sesuatu menjadi viral.
Baca Juga: Jogo Tonggo, PMI Boyolali Kirim Bantuan Sayur Mayur untuk Korban Banjir Semarang
Baca Juga: BMKG Beri Peringatan untuk Warga di Wilayah Jaksel dan Jaktim Hari Ini, Rabu 10 Februari 2021, Ada Apa?
Dalam kesempatan tersebut Haedar juga menyampaikan tentang arti penting pers ditengah masyarakat.
"Dalam usaha mencerdaskan bangsa, fungsi pers yaitu media cetak, televisi, radio, dan kini media online niscaya menjadi pranata sosial yang mengedukasi elite dan warga bangsa agar menjadi insan yang berpikir jernih, objektif, moderat, cerdas, beretika, dan berdaya kritis."
Di ujung tulisannya, ia berharap pers selalu kritis dan konstruktif demi tegaknya nilai-nilai demokrasi dan pondasi Indonesia menuju abad ke-21.
Baca Juga: KIP Kuliah Dibuka, Keterbatasan Ekonomi Bukan Alasan Lagi, Ayo Daftar
