Baca Juga: HPN 2021 Bertema Bangkit dari Pandemi, Sejumlah Tokoh Mengucapkan Selamat
Menurut mantan Dosen Filsafat Universitas Indonesia (UI) itu, apa yang disampaikan Jokowi adalah bentuk permainan dua muka yang memiliki sinyal palsu.
Jokowi memberi sinyal bahwa pemerintah tidak anti kritik, namun di saat yang bersamaan para pemberi kritik bisa saja dipenjarakan, terlebih mereka yang radikal.
Hal ini membuat Jokowi terlihat tidak konsisten.
Baca Juga: HPN, Jokowi Siapkan 5 Ribu Vaksin untuk Wartawan pada Akhir Februari
Secara lebih lanjut, Rocky mengatakan bahwa penangkapan politisi dan ulama yang suka mengkritik juga bertambah saat pemerintahan Jokowi.
Oleh karena itu, Rocky mengusulkan agar Jokowi mengambil langkah konkret untuk membebaskan para tahanan poltiik.
"Jokowi kupingnya dua-duanya hanya ingin memperoleh kritik yang ujungnya adalah memuji. Kalau dia konsisten, yaudah dia bicara di depan publik, di belakangnya ada pimpinan-pimpinan lembaga tinggi negara dan dia umumkan bahwa tahanan politik tidak boleh diadili, harus segera dibebaskan. Oleh karena itu, kami minta dikritik," ujar Rocky.
Baca Juga: Polisi Enggan Ungkap Sakitnya Ustadz Maaher, Ternyata Karena Ini