Moeldoko Didukung 'Pak Lurah' Jadi Capres 2024, Refly Harun: Alternatif Bagi Jokowi 'Membawa' Keluarganya

- 6 Februari 2021, 20:58 WIB
Pakar hukum tata negara Refly Harun yang mengomentari soal pembayaran Abu Janda.
Pakar hukum tata negara Refly Harun yang mengomentari soal pembayaran Abu Janda. /YouTube Refly Harun

SEPUTARTANGSEL.COM - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko diduga telah mendapat dukungan dari 'Pak Lurah' untuk maju dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Isu ini mencuat setelah sebelumnya Moeldoko dikatakan berencana untuk mengkudeta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari jabatan sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat.

Selain 'Pak Lurah', menurut keterangan dari Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng, Moeldoko juga sudah disetujui oleh sejumlah menteri, termasuk Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly.

Baca Juga: CEK FAKTA: Tanggal 12 Hingga 15 Februari Jakarta Akan Lockdown Total

Baca Juga: Cukai Rokok Naik 12,5 Persen, Produksi Diprediksi Turun 2,2 Hingga 3,3 Persen

Secara lebih lanjut, siapa yang dimaksud 'Pak Lurah' oleh Andi merupakan Pimpinan para menteri saat ini.

Andi mengaku, keterangan ini dia dapatkan dari para kader yang diketahui terlibat dalam pertemuan yang terjadi di Hotel Aston Rasuna pada 27 Januari 2021 lalu.

Meski begitu, Moeldoko telah membantah keterlibatan dirinya dalam gerakan pengambilalihan paksa Demokrat.

Baca Juga: CEK FAKTA: Muncul Kubah Lava Baru di Gunung Merapi, Benarkah?

Baca Juga: Bareng Elon Musk, Anies Baswedan Disebut Pahlawan Transportasi 2021

Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menganalogikan hal ini dengan pribahasa 'Tidak ada asap bila tidak ada api'.

Kemudian, dia mengatakan bahwa merebut kepemimpinan partai merupakan hal yang biasa saja.

"Karena kepemimpinan partai itu biasa berganti. Kalau kita lihat partai-partai yang berada di parliamentary threshold, yang lolos parliamentary threshold, partai mana yang tidak mengalami gejolak kepemimpinannya? Semua mengalami gejolak ya," kata Refly seperti dikutip Seputartangsel.com dari kanal YouTube Refly Harun pada Sabtu, 6 Januari 2021.

Baca Juga: Selain Donor Plasma Konvalesen, Sel Punca atau Stem Cell Jadi Harapan Bagi Pasien Covid-19 Berat

Baca Juga: Menikah Dengan Ali Syakeb yang Jadi Idola Sejak Lama, Margin Wieheerm Mengaku Seperti Mimpi

Refly menjelaskan dari partai PDIP, Golkar, PAN, hingga PKB pernah mengalami gejolak kepemimpinan.

"Jadi, yang namanya pertarungan memperebutkan kursi ketua umum sampai ribut, itu sudah merupakan tradisi dalam sistem kepartaian Indonesia," ungkapnya.

Dengan begitu, maka apa yang terjadi pada Partai Demokrat saat ini sudah biasa.

Baca Juga: Innalillahi, Gus Mus Berduka Atas Wafatnya KH Atabik Ali

Baca Juga: Herniati Mencari Anaknya, Julianti yang Sudah Terpisah 23 Tahun

"Karena itu saya termasuk yang percaya bahwa ada upaya ke arah sana kalau kita ingin mempertimbangkan bahwa harus ada gerbong alternatif," ujar Refly.

Secara lebih lanjut, Refly menjelaskan bahwa saat ini beberapa 'wadah' partai politik di lingkaran Presiden Jokowi masing-masing sudah ditempati.

"Pertanyannya adalah tokoh-tokoh non partai seperti Moeldoko misalnya, dia harus kemana? Apakah dia akan tetap nempel ke partai-partai lain atau berharap bahwa presiden berikutnya juga yang mendukung langkah dia, ataukah dia ingin membangun atau membangun partai sendiri? Ini kan menjadi persolan dan pertanyaan," tuturnya.

Baca Juga: Warga Kecam Kudeta, Jenderal Militer Matikan Internet Myanmar

Baca Juga: Setelah 1 Tahun Pandemi, China Izinkan WHO Kunjungi Wuhan

"Jadi tidak heran kalau seandainya ada keinginan untuk misalnya melakukan mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat. Kalau Moeldoko menjadi ketua umum Partai Demokrat, maka lingkar Istana akan menjadi sesak dengan calon-calon. Kepemimpinan Partai Demokrat otomatis akan mendongkrak elektabilitas Moeldoko sebagai calon presiden dan mematikan AHY," lanjutnya.

Meski begitu, Refly menyatakan bahwa peluang untuk Pilpres 2024 masih lama. Selain itu, ada nama-nama seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, dan AHY di garis terdepan.

Dia menyatakan bahwa saat ini, kedudukan Moeldoko yang 'hanya' sebagai KSP belum cukup kuat untuk membuatnya diperhitungkan maju ke Pilpres 2024.

Baca Juga: Mensos Risma Resmikan Kafe dan Bengkel Pembuatan Sepatu Mantan Pecandu Narkoba, Begini Detailnya

Baca Juga: PDIP Ragukan Penghargaan TUMI, Refly Harun: Anies Punya Kemampuan Jadi Pemimpin Internasional

Selain itu, Refly menjelaskan kepentingan 'Pak Lurah' atau Jokowi akan kepemimpinan Moeldoko dalam Partai Demokrat membuatnya memiliki banyak alternatif.

"Bisa jadi kalau tampuk kepemimpinan di bawah Moeldoko, jangan-jangan bisa jadi pasca 2024 justru Jokowi nemplok juga di Partai Demokrat misalnya sebagai ketua dewan pembina dan akhirnya akan membawa gerbong Bobby Nasution, Gibran kepada partai yang baru ini yang barangkali lebih welcoming, lebih mau menerima sosok seperti Presiden Jokowi dengan trah keluarganya," kata Refly.***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum


Tags

Terkait

Terkini