Kekuatan Besar AS dan China Sudah Hadir di Laut Natuna Utara dan Ditambah Vietnam, Bakamla Mengadu ke DPR RI

- 3 Februari 2021, 18:00 WIB
Salah satu kapal militer Amerika Serikat. /U.S. Navy/Mass Communication Spesialis Seaman.
Salah satu kapal militer Amerika Serikat. /U.S. Navy/Mass Communication Spesialis Seaman. /Foto: Kaylianna Genier/Handout via REUTERS/

 
SEPUTARTANGSEL.COM - Stabilitas di Laut Natuna Utara yang berbatasan langsung dengan Laut China Selatan kembali menjadi tantangan baru bagi Indonesia.

Selain perseteruan antara China dan Amerika Serikat di perairan tersebut, kini Vietnam juga mengusik para petugas di Laut Natuna Utara.

Pasalnya, sampai saat ini Indonesia dan Vietnam belum menyelesaikan perjanjian, sehingga hal itu yang menjadi gesekan.

Baca Juga: Isu Moeldoko Kudeta Demokrat Semakin Memanas, Rocky Gerung: Mustahil Presiden Jokowi Tidak Dilibatkan

Kabar kondisi Laut Natuna Utara itu disampaikan oleh Kepala  Bakamla Laksdya TNI Aan Kurnia.

Aan menyampaikan kondisi Laut Natuna Utara dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi I DPR RI, Selasa, 2 Februari 2021, di Gedung Parlemen.

Sebelumnya, pada 2020, Bakamla menyampaikan telah berhasil menjalankan sejumlah program.

Baca Juga: Terbongkar! Selain Ingin Jadi Ketua Umum Partai Demokrat Secara Mudah, Ternyata Ini Rencana Moeldoko di 2024

Sedikit di antaranya membentuk relawan penjaga laut, membentuk Indonesia Maritime Information Center, menangkap kapal asing Vietnam, menangkap pengambil BBM ilegal, dan mengusir China coast guard.

Namun, diakuinya, tantangan di perbatasan Laut Natuna Utara pada 2021 akan berlangsung dinamis.

“Dengan belum selesainya perjanjian batas dengan Vietnam. Menciptakan grey area, atau overlapping claim dengan negara tetangga tersebut,” katanya, seraya menyampaikan potensi gangguan terhadap keamanan di perbatasan.

Baca Juga: Heboh, Bupati Terpilih di NTT, Berstatus Warga Negara Amerika Serikat

Di antaranya terdapat perkembangan lingkungan strategis, dengan asertifnya negara besar pengguna laut. 

“Di mana ada risiko peningkatan eksalasi, dan spillover conflict, seperti diketahui bahwa belum lama parlemen China mengizinkan coast guard menggunakan senjata di daerah-daerah klaim,” katanya.

Mengenai Bakamla hingga yang baru-baru ini saja dipersenjatai seperti yang China lakukan lebih dulu, pihaknya telah mengadu ke Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Baca Juga: Wah, Ternyata Tarif Tes GeNose C19 Jauh Lebih Murah Dibandingkan Swab Antigen dan PCR, Segini Besarannya

“Ini sudah secara formal disampaikan. Kami juga sudah berkoordinasi menanyakan ke Bu Menlu terkait hal ini. Bakamla saja baru disetujui beli senjata Agustus (2020). Sementara kekuatan besar di Amerika (Serikat) sudah hadir di Laut China Selatan,” katanya, sebagaimana Pikiran Rakyat pantau melalui saluran YouTube DPR RI.

Di sisi lain, sejak awal 2021, telah ditemukan sea glider alias rudal tanpa awak di Kepualauan Selayar, Sulawesi Selatan, sampai kegiatan-kegiatan ilegal di Alur Laut Kepulauan Indonesia–I (ALKI-I). 

Seperti pengusiran super tanker pengangkut BBM hingga penangkap ikan ilegal milik Vietnam.

Artikel ini telah tayang di Pikiran Rakyat dengan judul: Kabarkan Situasi Laut Natuna Utara Terkini, Bakamla: China Dipersenjatai, Kekuatan Besar AS Sudah Hadir

Baca Juga: Kader Demokrat yang Bertemu Moeldoko Ternyata Didatangkan dari Daerah dan Ongkos Pesawat Ditanggung

“Lalu lintas kegiatan survei bawah laut, dan  kegiatan ilegal di ALKI, yang perlu jadi perhatian pemerintah Indonesia secara serius. Kami kemarin menangkap dua supertanker di dekat ALKI itu, tapi ini sudah dekat kepulauan,” katanya.***(Pikiran Rakyat /Gita Pratiwi)

Editor: Muhammad Hafid


Tags

Terkait

Terkini