Network
SEPUTARTANGSEL.COM - Isu 'kudeta' Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat mencuat ke hadapan publik setelah dirinya mengirimi surat kepada Presiden Jokowi pada Senin, 1 Februari 2021 kemarin.
AHY menduga ada keterlibatan sejumlah orang dekat Jokowi di Istana.
Menurutnya, kudeta itu dilakukan atas motif politik untuk menjadikan Partai Demokrat sebagai kendaraan pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2024 yang akan datang.
Baca Juga: Ini Lagu Indonesia yang Viral Gara-gara Kudeta di Myanmar
Baca Juga: Bawakan Acara Tiktok Awards 2020, Nia Ramadhani Diprotes Netizen
Menanggapi hal ini, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) membantah keterlibatan dirinya atas pengambilalihan paksa kekuasaan di Partai Demokrat.
Dia mengatakan bahwa dirinya tidak pernah berbicara mengenai hal itu dengan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, apalagi memberi restu.
"Ada isu aneh, dikabarkan bbrapa menteri, trmsk Menkopolhukam Mahfud MD, merestui Ka. KSP Moeldoko mengambil alih Partai Demokrat dari AHY melalui KLB. Wah, mengagetkan, yakinlah sy tak prnh berbicara itu dgn Pak Moeldoko maupun dgn orang lain. Terpikir sj tdk, apalagi merestui," tulis Mahfud melalui akun twitter pribadinya @mohmahfudmd pada Selasa, 2 Februari 2021.
Baca Juga: Wapres Ma’ruf Amin: Menjaga Diri itu Wajib
