Tahu Tempe Mahal Karena Kedelai Impor, Jokowi: Cari Lahan Buat Tanam Komoditas Impor

- 11 Januari 2021, 20:29 WIB
Presiden Jokowi, cari lahan luas untuk menanam komoditi pertanian yang masih impor
Presiden Jokowi, cari lahan luas untuk menanam komoditi pertanian yang masih impor /Foto: Setneg/

SEPUTARTANGSEL.COM- Beberapa waktu lalu tahu dan tempe menghilang di pasaran. Para pengusaha pembuat tahu tempe menghentikan produksinya. 

Hal ini karena harga kedelai impor yang menjadi bahan pokok tahu dan tempe harganya tinggi.

Kondisi ini sampai juga ke Presiden Jokowi. Presiden memerintahkan Kementerian Pertanian untuk mencari lahan hingga 1 juta hektare untuk ditanami kedelai.

Baca Juga: BPOM Nyatakan Vaksin CoronaVac Aman Setelah Sebelumnya Tuai Perdebatan, Begini Detailnya

Baca Juga: Menkominfo Tanggapi Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Tak Ada Gangguan Komunikasi

"Cari lahan yang cocok buat kedelai. Jangan cari satu hektare, dua hektare, 10 hektare. (Cari) 100 ribu, 300 ribu, 500 ribu, 1 juta. Cari," kata Jokowi pada pembukaan Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Senin 11 Januari 2021.

Menurut Jokowi, produksi dalam jumlah sedikit tidak akan memberikan dampak signifikan pada komoditas yang masih diimpor dalam jumlah besar, seperti kedelai. Kedelai dapat tumbuh dengan baik di Indonesia.

Menurut Jokowi, petani tidak berminat menanam kedelai karena harganya kalah bersaing dengan kedelai impor.

Baca Juga: BREAKING NEWS: BPOM RI Berikan Izin Vaksinasi CoronaVac dalam Keadaan Darurat

Baca Juga: Komjen Listyo Sigit Prabowo Ditunjuk Presiden Sebagai Kapolri? Ternyata Dia Mantan Ajudan Jokowi

Oleh karena itu, Jokowi meminta ada lahan luas untuk ditanami komoditas pertanian yang masih diimpor.

Jokowi juga mempertanyakan efektivitas program subsidi pupuk. Sebab, negara telah menyalurkan anggaran subsidi pupuk sekitar Rp 33 triliun per tahun. Bila dikalkulasi selama 10 tahun, APBN telah menyalurkan anggaran sekitar Rp 330 triliun.

"Saya tanya kembaliannya apa? Lima tahun berapa. Kalau sepuluh tahun (anggarannya) sudah Rp 330 triliun. Bapak, Ibu, angka itu besar sekali," tagih Jokowi.

Baca Juga: Komjen Listyo Sigit Prabowo Ditunjuk Jokowi Jadi Kapolri? Jimly Asshidiqie: Mesti Didukung

Baca Juga: Mensos Tri Rismaharini Datangi KPK Terkait Bansos Covid-19, Ada Apa?

Presiden mengingatkan, penggunaan teknologi harus digunakan untuk pembangunan pertanian, agar harga pokok produksi dalam negeri bisa bersaing dengan harga produk impor.***

Editor: Tining Syamsuriah

Sumber: setneg.go.id


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x