Tsunami Aceh 26 Desember 2004 Jadi Refleksi dan Kekuatan Hadapi Pandemi Covid-19

- 26 Desember 2020, 22:47 WIB
ARSIP: Sebuah kapal nelayan mendarat di atap rumah warga di Gampong Lampulo, Kuta Alam, Banda Aceh. Difoto 2 pekan setelah tsunami Aceh melanda, 26 Desember 2004.
ARSIP: Sebuah kapal nelayan mendarat di atap rumah warga di Gampong Lampulo, Kuta Alam, Banda Aceh. Difoto 2 pekan setelah tsunami Aceh melanda, 26 Desember 2004. /Foto: SEPUTAR TANGSEL/Sugih Hartanto/

SEPUTARTANGSEL.COM - Hari ini tepat 16 tahun lalu bencana tsunami besar melanda Aceh.

Peristiwa tsunami Aceh pada 26 Desember 2004, menyapu wilayah pesisir Aceh dengan gelombang dahsyat, diawali gempa dangkal berkekuatan M 9,3. 

Bahkan menurut ahli gempa, yang terjadi pada tsunami Aceh merupakan gempa terbesar kelima dalam sejarah dan menjadi bencana kemanusiaan terbesar.

Baca Juga: Dokter Dirga Rambe: Ibu Hamil Vaksinasi Covid-19 Boleh Kok, Malah Perlu

Baca Juga: Boy Rafli Amar Jadi Kapolri? Sosoknya Dikenal Tegas dan Humanis

Korban Tsunami Aceh diperkirakan ratusan ribu jiwa. Jumlah itu bukan hanya datang dari Indonesia sebagai negara terdampak paling parah, namun juga dari negara-negara lain yang turut mengalami bencana ini.

Tahun ini, warga Aceh memperingati musibah tsunami Aceh itu dengan agenda tafakur dan tasyakur dalam bentuk doa, zikir bersama, santunan anak yatim serta tausiyah.

Acara digelar di dua lokasi, yaitu Stadion Harapan Bangsa dan Anjong Monmata, Banda Aceh, pada Sabtu 26 Desember 2020.

Baca Juga: Innalillahi, Perempuan Ini Ditemukan Meninggal Dunia di Kamar Kontrakannya

Halaman:

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

x