SEPUTARTANGSEL.COM - Perkembangan dinamika atmosfer laut hingga bulan Oktober 2020 mengindikasikan adanya anomali iklim akibat fenomena La Nina di sejumlah wilayah di Jawa Timur.
Sementara itu, perlu diwaspadai juga tren gempa bumi yang meningkat sejak 2019 dibanding tahun-tahun sebelumnya di wilayah yang sama.
Badan Meteorologi Klimatalogi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jawa Timur melalui Kepala Stasiun Meteorologi Juanda Sidoarjo, I Wayan Mustika mengatakan, saat ini selain terdapat anomali iklim akibat fenomena La Nina.
Baca Juga: Sepuluh dari Sebelas Kecamatan di Depok Masuk Zona Oranye Covid-19
Baca Juga: Mahfud MD: Omnibus Law Muncul Sejak 2016, Terhambat Reshuffle Luhut ke Kemaritiman
Dijelaskan, terdapat beberapa gangguan atmosfer lain yang mempengaruhi peningkatan curah hujan seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Equatorial Rossby, serta adanya pertemuan massa udara (konvergensi) di Jawa Timur.
MJO merupakan elemen variabilitas intramusiman terbesar pada kondisi atmosfer tropis. MJO diketahui pada tahun 1971 oleh Roland Madden dan Paul Julian dari American National Center for Atmospheric Research.
I Wayan Mustika menjelaskan, berdasarkan beberapa gangguan atmosfer tersebut harus diwaspadai curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang yang dapat berpotensi terjadi di beberapa wilayah Jawa Timur.
Baca Juga: Presiden Jokowi Minta PSSI Laporkan Kesiapan Timnas Indonesia Hadapi Piala Dunia FIFA U-20