Pemberitaan Tempo Soal Korupsi Bansos Dinilai PDIP Trial by The Press

- 21 Desember 2020, 15:19 WIB
Paket bantuan sosial Covid-19.
Paket bantuan sosial Covid-19. /PMJ News

SEPUTARTANGSEL.COM - Pemberitaan Korupsi Bansos yang diinvestigasi Majalah Tempo menyita banyak perhatian baik dari kalangan politisi PDIP yang jadi subjek pemberitaan maupun masyarakat yang menanti perkembangan kasus tersebut.

Politisi PDIP Deddy Sitorus menanggapi berita Tempo dengan judul ‘Korupsi Bansos Kubu Banteng’. Deddy merasa heran dan  mempertanyakan asal data yang diperoleh Tempo sehingga pemberitaannya yang tendensius menyerang putra presiden Jokowi dan partainya.

Data pemberitaan yang diperoleh Majalah Tempo menjadi tanda tanya besar bagi PDI Perjuangan karena dinilai tidak berdasarkan fakta yang kuat dan hanya bermuatan opini. Di mana dalam edisi teranyar dengan cover “Korupsi Bansos Kubu Banteng”, PDIP disorot dalam kasus korupsi Menteri Sosial, Juliari P Batubara.

Baca Juga: Kisah Perjuangan Konselor Edukator Di Wilayah Sulit

Bafa Juga: Bantah Adanya Rekomendasi Gibran, PT Sritex: Tidak Mendapatkan Rekom

Sejumlah nama seperti Ketua DPR RI Puan Maharani dan anak sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabumuning Raka, turut meramaikan halaman dalam majalah dengan jargon enak dibaca dan perlu itu.

Gibran diduga kuat terlibat dalam skandal bansos ini sebagai orang yang memberi rekomendasi agar pengadaan goodie bag atau tas kain bansos diserahkan ke perusahaan tertentu.

Menanggapi hal ini, politisi PDIP Deddy Sitorus mempertanyakan asal data yang diperoleh Tempo.

“Kita enggak ngerti dapat dari mana Tempo datanya? Apa subtansi pemeriksaan, subtansi informasi?” ujarnya, Minggu 20 Desember 2020.

Baca Juga: Refly Harun Resmi Dilaporkan Ke Polisi, Muannas Alaidid: Wajib Diproses Hukum

Bafa Juga: Bambang Pacul Meradang! Tantang TEMPO Buktikan Aliran Dana Suap Bansos dalam Pemenangan Pilkada

Deddy balik menuding bahwa selama ini ada kecenderungan bahwa Tempo kerap berkolaborasi dengan oknum KPK yang seringkali membocorkan BAP penyelidikan sehingga mendapatkan informasi yang seharusnya tidak disebarluaskan. Bahkan kerap mendapat informasi tangkap tangan sebelum KPK melakukan OTT.

“Nah jadi kalau sekarang kan kita belum bisa menilai, bener tidak yang mereka sampaikan. Atau ini juga bagian dari operasi politik atau operasi hukum ngerjain PDIP. Tempo seperti dijadikan alat untuk menyerang kami khususnya dengan pemberitaan sepihak dan masif,” tanyanya.

Jika pemberitaan Tempo tak terbukti di pengadilan, Deddy menilai bahwa praktik yang tengah terjadi ini adalah trial by the press. Pers dijadikan alat untuk menghakimi dan menghancurkan orang lain dengan produk jurnalistiknya.

Sebaliknya, jika yang ditulis Tempo ternyata benar di pengadilan, maka Deddy justru mempertanyakan kinerja KPK.

Baca Juga: Gibran Terseret Kasus Korupsi, Andi Arief: Jokowi Semestinya Tahu Apa yang Sekarang Harus Dilakukan

Bafa Juga: Sritex Bantah Direkomendasikan Gibran dalam Proyek Pengerjaan Tas Bansos

“Kalau benar yang dikatakan Tempo, kita mempertanyakan KPK ini bagaimana? Kenapa main dengan cara seperti ini bocor ke Tempo. Kan enggak mungkin Tempo dapat dari langit, kalau misalnya itu benar,” tegasnya.

Meski demikian, Deddy memastikan bahwa PDIP sepenuhnya mendukung KPK dalam membongkar kasus ini seluas-luasnya. Hanya saja dia tidak ingin ada praktik by the press.

“Seharusnya informasi yang menyangkut dengan penyelidikan ini sudah di tangan KPK. Itu dibukanya di pengadilan, bukan di media massa,” tutupnya.***

Editor: Fandi Permana


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x