Wayang Kulit Disosialisasikan Sebagai Media Pendidikan Karakter

- 12 Desember 2020, 05:00 WIB
Ilustrasi wayang kulit.
Ilustrasi wayang kulit. /Sumber: freepik.com /

SEPUTARTANGSEL.COM - Media wayang kulit sebagai bahan pembelajaran pendidikan karakter anak didik disosialisasikan kepada guru taman kanak-kanak (TK)  di Kota Magelang Jawa Tengah.

Sosialisasi itu dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang pada Jumat, 11 Desember 2020.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang Agus Sujito menilai pemilihan media wayang kulit sebagai bahan pembelajaran pendidikan karakter sebagai tepat.

Baca Juga: Hasil Audit Awal, BIO Farma Pastikan Vaksin Covid-19 Sinovac Tidak Ditemukan Mengandung Bahan Najis

Baca Juga: Kaya Ragam Budaya Nusantara, Sebanyak 263 Alat Musik Tradisional Dipamerkan di Ambon

Dia mengemukakan para tokoh pewayangan memiliki nilai-nilai positif yang tepat untuk disampaikan kepada anak didik guna pembentukan pribadi yang berkarakter baik.

"Kami memilih wayang agar ke depan bisa diaplikasikan guru-guru TK kepada anak didik mereka, untuk menanamkan nilai, dengan contoh konkret dan perilaku yang mencerminkan nilai positif tokoh wayang," katanya.

Para guru TK dia harapkan mengetahui dengan baik tokoh pewayangan dengan karakter masing-masing.

Baca Juga: Habib Rizieq Tersangka, Begini Reaksi Munarman

Baca Juga: Silek Minangkabau Warisan Budaya Dunia, Ironis Jika Punah di Tempat Asalnya

Seperti dilansir Seputartangsel.com dari Antara, kegiatan itu berlangsung di Aula Dinas Dikbud Kota Magelang. Bertajuk "Seni Pertunjukan Wayang Digitalisasi untuk Pendidikan Karakter Anak Usia Dini". Sedangkan peserta berjumlah 68 guru TK dan pemberi materi berasal dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Pembuatan wayang bisa menggunakan pelbagai bahan secara kreatif sehingga relatif tidak sulit.

"Bisa pakai wayang kertas atau metode lain, yang penting karakter atau tokoh perwayangan ini bisa sampai di benak anak-anak didik, terutama usia dini," katanya.

Baca Juga: Daftar Bantuan Pemerintah yang Akan Cair Desember 2020, Yuk Segera Daftar Sebelum Ditutup

Baca Juga: Terlalu Fokus di Pariwisata, Bali Meninggalkan Budaya Agrarisnya

Dengan mengenalkan wayang kepada peserta didik usia dini, para guru juga telah berperan melestarikan kebudayaan lokal itu.

"Cerita wayang itu ‘kan sangat menarik. Ini akan menggugah siswa untuk menikmati jalan ceritanya, mengenali tokoh-tokoh positifnya, kemudian menerapkan dalam kehidupan sehari-hari," katanya.

Dalam setiap pergelaran, dalang bisa menyisipkan nilai-nilai dan muatan pendidikan moral melalui lakon yang dimainkan. Materi itu disesuaikan dengan tingkat pendidikan siswa.

Baca Juga: Tewasnya 6 Anggota FPI, Habib Husin: Jangan Salahkan Polisi yang Dipepet dan Diserang Laskar HRS

Baca Juga: Mahasiswi Indonesia di Swiss Bareng UNESCO Luncurkan Aplikasi iWareBatik

"Harapannya, seni bisa menjadi filter terhadap perkembangan dampak era globalisasi. Anak usia dini merupakan ahli waris kekayaan budaya yang saat ini terus berusaha dilestarikan. Kami ingin membangun kecintaan siswa terhadap kebudayaan lokal melalui proses pendidikan di TK,” kata Agus Sujito.

Dia mencontohkan karakter dalam cerita pewayangan asli Indonesia yang terkenal adalah Punakawan. Mereka terdiri atas empat tokoh, yakni Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong.

"Dari Semar misalnya bisa diambil pelajaran bahwa seseorang harus tetap rendah hati, jujur, dan bijaksana. Rasa peduli Semar terhadap yang diabdinya sangatlah tinggi," demikian pungkas Agus Sujito.

Editor: Ignatius Dwiana


Tags

Terkini

x