Komnas HAM Sebut Pembunuhan Terhadap Pendeta Yeremia Zanambani Libatkan Oknum TNI

2 November 2020, 20:22 WIB
Komisioner HAM M Chairul Anam (tengah) didampingi Kepala Kantor Perwakilan Komnas HAM Papua Frits B Ramandey (kiri) saat berikan konfrensi pers di Kota Jayapura, Sabtu 17 Oktober 2020. /Foto: Antara/Alfian Rumagit//

SEPUTARTANGSEL.COM – Kasus tewasnya Pendeta Yeremia Zanambani di Intan Jaya, Papua mulai terkuak sedikit demi sedikit.

Pembunuhan pendeta tersebut dilakukan penyelidikan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

Hasil temuan Komnas HAM menyebutkan, peristiwa kematian Pendeta Yeremia Zanambani pada 19 September 2020, terdapat temuan dugaan pelaku penembakan adalah oknum petinggi Koramil Hitadipa Intan Jaya.

Baca Juga: Cerita Rizal Ramli, Luhut Bisikkan ke Jokowi Bahwa SBY Dalang Aksi 212 Gelontor Rp100 Miliar

Baca Juga: Pemeran Peter Parker di Film Spider-Man Digugat Cerai Sang Istri

"Berangkat dari pengakuan korban sebelum meninggal kepada dua orang saksi, yang mengaku bahwa melihat pelaku berada di sekitar TKP pada waktu kejadian dengan 3 atau 4 anggotanya," kata Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM Mohammad Choirul Anam, di Jakarta, dikutip dari Antara, Senin 2 November 2020.

Berdasarkan temuan Komnas HAM RI dan Komnas HAM Perwakilan Papua, terdapat rangkaian peristiwa sebelum terjadinya kematian Pendeta Yeremia Zanambani yang terjadi pada 17-19 September 2020 siang.

Rangkaian peristiwa tersebut berawal dari terjadinya penembakan yang menyebabkan kematian Serka Sahlan.

Baca Juga: Boikot Produk Prancis Meluas di Turki, Erdogan Ditantang Tutup Pabrik Renault, Berani?

Baca Juga: Pemerintah Perpanjang Program Bantuan Sosial Tunai Gelombang Kedua Hingga Akhir 2020

TNI kemudian melakukan penyisiran dan pencarian senjata yang sempat dirampas.

Warga Hitadipa, termasuk Pendeta Yeremia, kemudian dikumpulkan dalam pencarian senjata dan diminta mengirimkan pesan agar senjata segera dikembalikan dalam kurun waktu 2-3 hari.

Setelah itu, terjadi penembakan lagi terhadap salah seorang anggota Satgas Apter Koramil di pos Koramil persiapan Hitadipa bernama Pratu Dwi Akbar Utomo yang dinyatakan meninggal dunia setelah dievakuasi ke RSUD Kabupaten Intan Jaya.

Kematian itu memicu rentetan tembakan.

Baca Juga: Ini Saran WHO Untuk Cara Belajar Tatap Muka yang Aman dari Penyebaran Covid-19

Baca Juga: Sesama Anggota NATO, Macron Menilai Erdogan Nyatakan Perang

Sementara Wakil Danramil Hitadipa Intan Jaya dan sejumlah anggotanya melakukan penyisiran dan disebut menuju kandang babi lokasi penembakan Pendeta Yeremia.

Choirul Anam menuturkan terdapat temuan tubuh Pendeta Yeremia menderita luka terbuka maupun luka akibat tindakan lain yang mengarah pada kesimpulan korban mengalami penyiksaan dan/atau tindakan kekerasan lain.

"Jadi penyebab kematiannya bukan karena ditembak, penyebab kematiannya adalah karena kehilangan banyak darah makanya itu terjadi dialog 5-6 jam sampai beliau meninggal," kata Choirul Anam.

Baca Juga: Irjen Napolen Bonaparte Didakwa Terima Rp6,1 Miliar dari Djoko Tjandra, Ini Alur Kasusnya

Baca Juga: Langka, Rizal Ramli Puji Salah Seorang Menteri, Ini Orangnya

Atas temuan itu, Komnas HAM merekomendasikan agar kematian Pendeta Yeremia Zanambani diungkap sampai aktor yang paling bertanggung jawab serta pelaku diproses hukum dengan profesional, akuntabel dan transparan.

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD pun menyatakan berdasarkan hasil penyelidikan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya, kasus kematian Pendeta Yeremia menunjukkan adanya keterlibatan oknum aparat.***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler