Pemerintah Didesak Cegah Google dan Facebook Merusak Ekonomi dan Kedaulatan Negara

13 Agustus 2020, 22:04 WIB
Ilustrasi Bendera Indonesia /

SEPUTARTANGSEL.COM - Kehadiran bisnis OTT (Over The Top) global di Indonesia seperti Facebook dan Google selain membawa dampak positif, dikhawatirkan membawa efek negatif terhadap ekonomi dan kedaulatan negara.

Pemerintah Indonesia harus mampu memitigasi dampak negatif dan memaksimalkan manfaat OTT global untuk perekonomian nasional.

Langkah deregulasi iklim keterbukaan dan perekonomian yang ditempuh pemerintah harus memberikan manfaat yang besar bagi perekonomian nasional.

Baca Juga: Penjambret Nenek di Pondok Aren yang Viral Akhirnya Diringkus Polisi

Hal ini ditegaskan Ketua Umum Serikat Karyawan (Sekar) Telkom, Edward Simanjuntak, pada diskusi bertajuk Kedaulatan Jaringan Nasional dalam Mendukung Ketahanan Ekonomi yang Kokoh dan Berkelanjutan, di Bandung, Rabu 12 Agustus 2020.

Menurut Edward, OTT global telah melihat pasar Indonesia berpotensi besar dan memiliki daya yang tinggi.

"Yang juga harus diingat bahwa terbukanya ekonomi Indonesia dan masuknya pemain OTT global melalui akses keterhubungan digital juga menjadikan pasar Indonesia sasaran empuk untuk melebarkan sayap dan bisnisnya di tanah air," jelasnya.

Baca Juga: Jumlah Gajah di Kenya Naik Dua Kali Lipat, Tiga Dekade Terakhir

Edward mengatakan, selain perkembangan tersebut menciptakan peluang, apabila terus menerus tidak diatur akan muncul resiko.

"Di lain pihak, risiko yang dihadapi oleh suatu negara tidak terbatas pada munculnya potensi fraud dan kegiatan abuse melalui konten digital," ungkap Edward.

Terciptanya rangkaian supply chain yang luas terhadap produk digital OTT global berpotensi menimbulkan kanibalisasi terhadap produk lokal yang sudah ada (mendisrupsi layanan/jasa).

Baca Juga: Memori 22 Tahun Lalu: Sri Mulyani Pernah Diundang ke Seminar oleh Jokowi, Kini Jadi Rekan Kerja

Tanpa regulasi pemerintah, konten berbahaya seperti hoax, SARA, penipuan dan sebagainya dapat dengan mudah tersebar.

"Belum lagi dengan potensi benturan dan ketimpangan dengan peraturan atau regulasi lainnya, seperti, permasalahan lisensi, HKI, dan persaingan usaha. Begitu juga dengan potensi kehilangan pertumbuhan ekonomi digital dari berkurangnya pajak, PNBP dari lisensi, dll," tuturnya.

Perkembangan digital yang makin pesat membuat para OTT global semakin gencar mengubah fokus ke lini infrastruktur dan jaringan, seperti membangun data center dan jaringan backbone berskala internasional, lanjut Edward.

Artikel ini telah tayang di Pikiran-rakyat.com dengan judul: Ancam Kedaulatan Indonesia, Pemerintah Didesak Segera Mitigasi Dampak Negatif OTT Global

Asia Tenggara menjadi salah satu wilayah yang diincar. Google saat ini sedang menggelar kabel bawah laut Indigo Cable System yang berencana melewati Jakarta menuju Australia.

Sedangkan Facebook telah bekerjasama dengan perusahaan swasta untuk menggelar infrastruktur fiber optik yang ditargetkan pada 2021 menjangkau 56 kota dan 8 provinsi di Indonesia.

Meskipun di satu sisi Indonesia dipandang memiliki potensi pasar yang tinggi sehingga mengalirkan investasi yang besar untuk infrastruktur yang besar untuk Indonesia, menurut Edward pemerintah jangan serta merta menerima dengan tangan terbuka.

Baca Juga: Ke Dunia Politik, Tompi: One Day, Insya Allah Gue Akan Terjun

"Saat ini para operator telekomunikasi semakin terjepit dengan tekanan para pemain OTT global yang terus membanjiri pasar dengan beragam konten dan aplikasi yang notabene berdiri di atas infrastruktur yang dibangun operator lokal," katanya.

Selain dari sisi ekonomi, keamanan data dan informasi masyarakat juga harus diperhatikan dalam mempertahankan kedaulatan negara. Penggelaran jaringan OTT global secara langsung memungkinkan kuasa penuh akan alur data dan informasi masyarakat.

Baca Juga: Alhamdulillah, Ibadah Umrah Kembali Diizinkan Mulai 1 September 2020

Menurut Edward, dengan regulasi yang kondusif bagi seluruh stakeholder OTT global dan sekaligus berpihak pada pembangunan ketahanan ekonomi nasional mampu memberikan dampak positif dan memberi kesiapan menghadapi potensi resiko yang ada.***(Pikiran-rakyat.com/Ai Rika Rachmawati)

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler