Indikator Ekonomi Baik, Presiden Ajak Semua Pihak Tetap Optimis Dalam Hadapi Krisis Global

19 Oktober 2022, 20:44 WIB
Indikator Ekonomi Baik, Presiden Ajak Semua Pihak Tetap Optimis Dalam Hadapi Krisis Global /Foto: Twitter/setkab/

SEPUTARTANGSEL.COM - Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) mengajak kepada semua pihak agar tetap optimistis dalam menghadapi ketidakpastian dan krisis global karena sejumlah indikator perekonomian berada pada posisi yang baik.

Hal ini telah disampaikan oleh Presiden Jokowi saat membuka Trade Expo Indonesia (TEI) ke-37 yang diselenggarakan di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai City (BSD City), Tangerang, Banten pada Rabu, 19 Oktober 2022 WIB.

“Kita semuanya harus tetap optimis meskipun lembaga-lembaga internasional menyampaikan bahwa tahun ini sulit, tahun depan akan gelap. Silakan negara-negara lain, negara kita harus tetap optimistis," ungkap Jokowi, dilansir SeputarTangsel.Com dari laman resmi Seketariat Kabinet RI pada Rabu, 19 Oktober 2022.

Baca Juga: Buka Trade Expo Indonesia ke-37, Jokowi: Semoga Target 100 Miliar Dolar AS Betul-Betul Tercapai

"Tetapi memang harus waspada, harus hati-hati karena badainya itu sulit dihitung, sulit diprediksi, sulit dikalkulasi akan menyebar sampai ke mana, imbasnya ke kita seperti apa,” lanjut Jokowi.

Di tengah resesi yang tengah mengancam sejumlah negara, perekonomian di Indonesia pada kuartal II tahun 2022 masih dapat tumbuh sebesar 5,44 persen.

“Kita patut bersyukur bahwa di tengah-tengah krisis, di tengah-tengah resesi, Indonesia di kuartal kedua masih tumbuh 5,44 persen. Ini wajib kita syukuri. Kita termasuk negara yang memiliki growth/pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi di antara negara-negara G20 maupun negara-negara lainnya,” jelas Presiden.

Baca Juga: Kebakaran Sebabkan Kubah Masjid Raya JIC Ambruk

Dari segi inflasi yang ada pada bulan Agustus, inflasi yang terjadi di tanah air masih terkendali pada angka 4,6 persen sementara kuartal II 4,9 persen. Tingkat inflasi Indonesia juga relatif lebih baik dari pada sejumlah negara yang ada di dunia.

“Karena kenaikan BBM kemarin inflasi naik sedikit 5,9 persen, masih bisa kita kendalikan,” kata Jokowi.

Sedangkan dari sisi neraca perdagangan, Indonesia telah berhasil mencatatkan surplus selama kurun waktu 29 bulan.

“Tadi sudah disampaikan oleh Pak Zul, Menteri Perdagangan, dari Januari-September surplus kita mencapai 39,8 miliar Dolar AS. Ini jumlah yang tidak sedikit,” tuturnya.

Baca Juga: Tersangka Pemberi Suap Rektor Unila Akan Segera Jalani Sidang

Rasa optimisme yang terjadi pada perekonomian Indonesia juga ditunjukkan oleh lembaga internasional. Selain itu, Jokowi pun mengutip salah satu ucapan Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva yang menyebutkan bahwa Indonesia merupakan titik terang di tengah-tengah kesuraman ekonomi dunia.

“Ini yang ngomong bukan kita lho ya, Kristalina, Managing Director-nya IMF, titik terang di antara kesuraman ekonomi dunia. Kan bagus kalau banyak yang menyampaikan seperti itu, sehingga trust/kepercayaan global terhadap kita akan semakin baik,” ucap Jokowi.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga menyampaikan tentang keyakinannya bahwa perekonomian Indonesia mampu tumbuh di atas lima persen.

“Saya masih meyakini di kuartal ketiga ini kita juga masih tumbuh di atas 5 persen atau di atas 5,4 persen. Karena angka-angka yang kita lihat, neraca dagang kita bulan yang lalu masih surplus 5,7 persen, kredit tumbuh 10,7 persen, indeks kepercayaan konsumen masih di angka 124,7 persen. Semuanya masih pada kondisi yang baik-baik. Tetapi sekali lagi, dalam kondisi yang sangat-sangat sulit seperti ini kerja keras adalah kuncinya,” jelas Presiden.

Baca Juga: Sindir Ketum PSSI Iwan Bule Main Bola dengan Presiden FIFA, Ernest Prakasa: Gak Tahu Lagi Harus Komentar Apa

Dalam kegiatan tersebut, yang turut mendampingi Presiden Jokowi antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadilia, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, dan Sekretaris Kabinet (Seskab) Sekretaris Kabinet.***

Editor: Taufik Hidayat.

Tags

Terkini

Terpopuler