Habib Rizieq Dukung Anies Baswedan, Jokowi Malah Kena Sentil Refly Harun: Presiden Toleran, tapi Kenapa...

17 Oktober 2022, 11:18 WIB
Anies Baswedan dan Jokowi dalam lingkaran politik identitas /Kolase foto: Instagram @aniesbaswedan/@jokowi/

SEPUTARTANGSEL.COM - Mantan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab mengapresiasi dan berterima kasih atas kinerja Anies Baswedan selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Habib Rizieq menilai, kinerja Anies Baswedan selama lima tahun terakhir tidak pernah mengecewakan.

Meski demikian, Habib Rizieq mengaku sempat merasa deg-degan mendukung Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.

Baca Juga: Habib Rizieq Sebut Anies Baswedan Lebih Baik daripada Ahok, Siap Dukung di Pilpres 2024

Habib Rizieq khawatir, kinerja Anies Baswedan akan lebih buruk dibandingkan gubernur sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Kemudian, Habib Rizieq berharap ke depannya Indonesia akan dipimpin oleh seseorang yang baik, adil, serta berani dalam melawan oligarki dan menegakan hak asasi manusia (HAM).

Bahkan, ia secara implisit menyatakan dukungannya untuk Anies Baswedan di Pilpres 2024 mendatang.

Baca Juga: Rumah Dieksekusi, Wanda Hamidah Murka Pergub Anies Baswedan untuk HGB Yapto Suryosumarno

Menanggapi hal ini, Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun kembali menyinggung perpecahan antargolongan di Indonesia.

Menurut Refly Harun, wajar apabila kelompok Islam maupun kelompok-kelompok non Muslim menginginkan pemimpin yang adil dan tidak diskriminatif.

"Sebenarnya kenapa orang khawatir ya dengan doa-doa mencari pemimpin yang jujur dan amanah, pemimpin yang tidak diskriminatif dan lain sebagainya?" kata Refly Harun.

"Bukankah sah-sah saja kelompok Islam menginginkan pemimpin yang jauh lebih beriman, sebaliknya kelompok non Muslim menginginkan pemimpin yang juga dari kalangan mereka,. Kan sah-sah saja sesungguhnya," tambahnya.

Baca Juga: Anies Baswedan Akan Belikan Heru Budi Hartono Sepatu Untuk Pelantikan Pj Gubernur DKI Jakarta

Refly Harun menegaskan, yang paling penting dari seorang pemimpin adalah bisa mengayomi rakyat.

Mantan Staf Ahli Mahkamah Konstitusi itu menuturkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai toleran oleh sebagian orang.

Namun, kata Refly Harun, yang kini masih menjadi masalah penting adalah ketika bangsa Indonesia justru terkesan terpecah belah.

"Kalau kita mau jujur misalnya, bagi sebagian orang, Presiden Jokowi adalah Presiden yang toleran, menghargai toleransi," tuturnya.

Baca Juga: Sinyal Duet Anies Baswedan dan AHY Menguat, PKS Ikut Koalisi? Mardani Ali Sera: Masih Tahap Musyawarah

"Tapi yang justru jadi permasalahan adalah kenapa bangsa kita seolah-olah terbelah, sampai sekarang," tambah Refly Harun.

Bahkan menurut Refly Harun, buzzer saat ini kerap memaki orang yang berlawanan dengan pemerintah, termasuk Anies Baswedan.

Ia mengaku bingung mengapa buzzer melarang penggunaan politik identitas, tetapi di sisi lain mereka juga berusaha menyingkirkan kelompok-kelompok besar dalam politik.

Baca Juga: Hasto Akui Dapat Pertanyaan Banyak Musibah Setelah Anies Jadi Capres, Dokter Eva: Gubernur Rasa Presiden

Refly Harun mengatakan, yang harusnya dilakukan adalah bukan meniadakan identitas masing-masing, tetapi memberikan akomodasi politik sehingga kompetisi berlangsung secara baik.

Menurutnya, peniadaan identitas justru akan menimbulkan kompetisi yang tidak adil.

"Saya heran dan takjub dengan orang-orang yang menganggap dirinya demokratis, tetapi selalu mempermasalahkan soal ucapan-ucapan yang baik, yang bersumber dari ayat-ayat Tuhan," ujarnya, dikutip SeputarTangsel.com dari kanal YouTube Refly Harun pada Senin, 17 Oktober 2022.

Baca Juga: Anies Baswedan Jadi Bakal Capres, KPK Tetap Selidiki Formula E, Febri Diansyah: Jelaskan Juga Nasib Kasus Lain

"Selalu mengatakan dan berusaha memisahkan antara politik dan agama. Padahal jelas negara kita bukan negara sekuler, negara kita adalah negara yang ber-Pancasila, terutama sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa," sambungnya.

Refly Harun menegaskan, yang tidak boleh adalah menggunakan agama sebagai sarana kekerasan.

Menurutnya, agama bisa digunakan sebagai sarana perjuangan politik dengan cara-cara yang bermartabat dan tidak melanggar hukum.

Refly Harun pun mengaku heran terhadap orang-orang yang skeptis terhadap Islam.

Baca Juga: NasDem Resmi Usung Anies Baswedan Jadi Capres 2024, Ernest Prakasa: Gak Bisa Ditunda Dikit? Kita Lagi Berduka

"Ada yang mengatakan di negeri ini justru yang mayoritas yang dibully. Salah satu kata-katanya adalah pemimpin yang toleran," ucapnya.

"Jadi pemimpin yang toleran itu pemimpin yang menghilangkan identitas keagamannya. Gak juga. Pemimpin yang toleran itu adalah pemimpin yang betul-betul memimpin (dengan cara) mendahulukan kepentingan bersama. Jadi jangan dibalik-balik," tegas Refly Harun.***

Editor: H Prastya

Tags

Terkini

Terpopuler