SEPUTARTANGSEL.COM- Pernyataan pendeta Gilbert Lumoindong yang memberikan pembelaannya pada Ferdy Sambo menuai protes dari keluarga Brigadir J atau Josua Hutabarat.
Dalam pernyataannya ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat membantah pernyataan Pendeta Gilbert Lumoindong merupakan fitnah terhadap Brigadir J, yang sudah meninggal.
Samuel Hutabarat melalui akun Youtube Irma Hutabarat mengaku terlah menyanggah pernyataan Gilbert Lumoindong melalui pesan WhatsApp atau WA.
Baca Juga: Ipda Arsyad Daiva Gunawan Dijatuhi Sanksi Demosi dalam Kasus Ferdy Sambo
"Saya bilang, Pendeta Gilbert yang terhormat, setahu saya sampai saat ini baru ada pendeta memfitnah orang yang sudah meninggal," kata Samuel Hutabarat di akun Youtube Irma Hutabarat yang tayang pada Selasa, 27 September 2022.
Samuel Hutabarat juga menceritakan bahwa Pendeta Samuel Lumoindong pernah mendatangi keluarga Brigadir J di Sungai Bahar, Jambi.
"Dia datang ke Sungai Bahar dengan rombongan pagi-pagi, kami baru bangun tidur. Dia datang untuk mengucapkan bela sungkawa, lalu ke makam berziarah, dan berdoa," kata Samuel Hutabarat.
Samuel mengaku menerima kedatangan Gilbert Lumoindong sebagai pendeta.
"Dia datang untuk berbela sungkawa. Dia berbicara soal kejadian, dia bilang soal kejadian kita serahkan ke aparat hukum, sudah ada yang memproses, kita berdoa saja,: lanjut Samuel Hutabarat.
Tetapi setelah melihat Youtube Gilbert Lumoindong, yang mengaku telah berbicara Putri Cabdrawathi, dan mengatakan bahwa Putri Candrawathi jujur, Samuel justru membantahnya.
"Masih percaya? Sedangkan kasus di Duren Tiga sudah di-SP3-kan, berarti sebagai pendeta ikut menyebarkan kebohongan," ujar Samuel.
Dalam pernyataannya di Youtube Gibert Lumoindong memberikan pembelaannya pada Ferdy Sambo.
Menurut Gilbert, Ferdy Sambo memanggil ambulance untuk menyelamatkan nyawa Josua.
Meski begitu Irma Hutabarat menolak pernyataan Gilbert Lumoindong.
"Itu betul-betul tidak masuk akal, dan satu hal yang sangat absurd dan dungu," protes Irma Hutabarat.
Irma mempertanyakan bagaimana mungkin menembak 5 kali lalu menembak di belakang kepala, di tempat-tempat yang mematikan
"Lima peluru, bagaimana mau menyelamatkan. Kalau memang tidak ada niat, tembak sekali, jatuh, mungkin masih bisa diselamatkan," kata Irma Hutabarat.
"Jadi tidak mungkin ketidaksengajaan itu memuntahkan peluru sampai berkali-kali," protesnya. ***