SEPUTARTANGSEL.COM - Keluarga Brigadir J atau Brigadir Yosua mengaku rumahnya yang berlokasi di Kabupaten Muarojambi, Jambi didatangi puluhan personel Polro dari Mabes Polri dan Polres Muarojambi.
Menurut keterangan salah seorang anggota keluarga, kedatangan polisi ke rumah duka adalah untuk menjelaskan kronologi insiden tewasnya Brigadir J.
Puluhan personel polisi yang dipimpin oleh seorang perwira tinggi berpangkat Brigjen itu diketahui datang dengan menyerobot masuk ke rumah Brigjen J.
Pihak keluarga yang saat itu berada di rumah Brigjen J pun dilarang merekam kedatangan puluhan polisi tersebut.
Kedatangan puluhan polisi ke rumah Brigjen J itu pun dinilai janggal oleh netizen di media sosial.
Salah satunya adalah pemilik akun Twitter @MrsRachelin. Ia menilai, merekam kedatangan para polisi ke rumah Brigadir J merupakan hak keluarga.
"Ada apa dilarang Merekam? itukan HAK mereka toh ?" ujarnya.
Tak hanya pemilik akun @MrsRachelin, sejumlah netizen juga ikut mengomentari terkait kedatangan puluhan personel polisi ke rumah Brigadir J.
Ada yang menduga bahwa kedatangan para polisi itu ada yang memerintahkan, hingga ada yang menilai keluarga Brigadir J diperlakukan layaknya seorang teroris.
"Ada tim yang datang, berarti ada yang memerintahkan. Bisa ditelusuri, siapa yang memerintahkan, kenapaa mesti rombongan ?.tanpa pemberitahuan lagi," kata akun @prasetyoadhi2.
Baca Juga: Sosok Bharada E yang Tembak Brigadir J di Rumah Irjen Ferdy Sambo, Ternyata Petembak Kelas Satu
"Almarhum & Klg.nya diperlakukan layaknya TERORIS. Dintimidasi trus menerus, justru oleh kepolisian. Semakin benci sy dg polisi…….," tulis akun @SiawPunch.
Sebelumnya, Brigadir J diketahui terlibat baku tembak dengan Baradha E di rumah Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo pada Jumat, 8 Juli 2022.
Menurut keterangan Karo Penmas Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan, baku tembak itu diawali dari pelecehan seksual yang dilakukan Brigjen J kepada istri Irjen Pol Ferdy Sambo.***