SEPUTARTANGSEL.COM - Mantan Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Muhammad Said Didu menanggapi usulan DPR RI untuk membentuk panitia khusus (pansus) terkait investasi GoTo.
Investasi BUMN Telkom kepada perusahaan GoTo memang menuai pro dan kontra. Banyak yang menilai, investasi tidak mendatangkan keuntungan, hingga akhirnya DPR RI mengusulkan dibentuknya pansus.
Menurut Said Didu, dibentuknya pansus akan seperti pisau bermata dua.
Hal tersebut dijelaskan Said Didu di media sosial akun pribadinya.
"Pansus Angket GOTO @DPR_RI bagai pisau bermata dua," ujar Said Didu sebagaimana dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @msaid_didu, Senin 13 Juni 2022.
Masih dalam cuitan yang sama, Said Didu menyebut dua sisi mata pisau tersebut adalah kebenaran dan pembenaran.
"Sisi KEBENARAN, yaitu persekongkolan 'perampokan' BUMN yg dibungkus investasi. Jika terjadi 'bom' besar dari oligarki utk DPR dan Ketua Partai, maka bisa berubah ...," ungkap Said Didu.
"... menjadi sisi PEMBENARAN,membenarkan transaksi GOTO," lanjutnya.
GoTo sendiri sebenarnya merupakan perusahaan berbasis ekosistem digital teknologi Indonesia. Selain itu, perusahaan tersebut adalah merger dua usaha digital Tokopedia dan Gojek Indonesia.
Telkom diketahui mengeluarkan investasi sebesar 6,3 triliun.
Banyak yang menilai, investasi tersebut dapat merugikan negara, karena nilai saham belum diketahui. Sementara lainnya menilai ada dugaan KKN dibalik investasi.
"Menteri BUMN mewakili negara sebagai pemegang saham di BUMN Telkom (52%). Telkom adalah pengendali Telkomsel dengan kepemilikan mayoritas (65%). Boy Thohir adalah pengurus GOTO (Komisaris) sekaligus pemegang 1.054.287.487 lembar saham GOTO berdasarkan Akta Perubahan Nopember 2021," kata mantan jurnalis dan mantan Direktur Yayasan LBH Indonesia, Agustinus Kristianto dikutip dari akun Facebook Agustinus Kristianto, 14 Mei r022.***